ANTARA CINTA DAN NAFSU
Sebuah pemikiran yang terlintas pada saya akhir- akhir ini membuat saya tiba- tiba untuk mencoba sebuah pemahaman yang kadang- kadang sering tertukar, bahwa saya ingin sekali membandingkan sebuah “cinta” dengan sebuah “nafsu” berdasarkan pemahaman secuil saya tentunya. Mungkin terkadang anda bingung bukan saat membedakan mana yang cinta, dan mana yang hanya sekedar nafsu belaka. Mungkin dengan adanya tulisan saya ini dapat dijadikan tolak ukur bagi anda (khususnya bagi saya) dalam memaknai cinta itu sendiri.
Tanpa panjang lebar saya akan munculkan pemahaman saya untuk membandingkan sebuah cinta dan sebuah nafsu. Tentunya ini bukan menjadi tolak ukur yang permanen. Karena masih banyak yang dapat anda dapatkan untuk membedakan antara cinta dan nafsu itu sendiri. Berikut diantaranya:
1. Cinta datangnya perlahan, Nafsu datangnya secara tiba- tiba
Seperti judulnya bahwa cinta akan selalu perlahan menghangatkan diri manusia yang sedang “membeku”, dan menyirami diri manusia yang “tandus”. Perlahan tapi pasti cinta akan anda rasakan. Berawal pada sebuah pengakifan hormon dopamin, lalu hormon norepinefrin yang dapat memicu adrenalin anda sehingga membuat jantung terasa mau rontok. Hingga senyawa fenilatilamin yang membuat anda tersipu malu saat tatapan anda saling bertemu. Hingga akhirnya cintapun datang menghadirkan kebahagiaan.
Nah, kalau nafsu hormon yang akan bekerja adalah hormon testoteron (pada pria) dan estrogen (pada wanita). Dapat ditebak seringkali pada pria, misalkan aja pandangan cinta akan terus berada pada tatapan mata, kalau nafsu, pasti akan mengarah pada “payudara”, “bokong”, dan hal- hal yang tidak sepatutnya untuk menjadi fokus. Mungkin pada wanita saat melihat pria dari sebuah materi (mobilnya, motornya, dll).
2. Cinta bertahan lama, Nafsu bertahan sesaat
Nah, seperti yang biasanya terjadi pada alam semesta, bahwa sesuatu yang datangnya perlahan, maka akan pergi perlahan pula, dan yang datangnya begitu cepat, maka akan cepat pula meninggalkan kita. Itu terjadi juga pada sebuah cinta dan nafsu.
3. Cinta mengarah kepada hati, Nafsu mengarah kepada mimpi
Jika anda selalu mendengar bahwa “hati engga pernah bohong”, itu lah cinta. Saat cinta mulai datang menggoda, maka hati (heart) pun akan kembang kempis secara tidak beraturan. Untuk nafsu, hanya sebuah angan- angan yang bicara. Ini seringkali saat orang mulai menghayal/ bermimpi seorang yang perfect. Padahal g ada orang yang perfect, tetapi cinta yang sejati.
4. Cinta adalah kesenangan saat memberi, Nafsu adalah kesenangan saat diberi
Siapa sih yang tidak ingin diberi? Lantas jika semua orang senang diberi, lalu siapa dong yang akan memberi? Inilah yang sering disebut- sebut orang, “cinta tidak kenal pamrih”. Selalu memberi adalah sebuah cinta yang tulus. Nah, kalau sebuah hubungan saling memberi, maka sudah pasti tidakakan ada yang merasa tidak diperhatikan bukan?
5. Cinta sebagai tujuan, Nafsu sebagai pelampiasan
Hatyo siapa yang masih memperlakukan pasangan anda sebagai pelampiasan? Pelampiasan di sini adalah pelarian semua masalah pada diri untuk mendapatkan kesenangan semata dari sikekasih. Padahal kalau cinta yang sebenarnya akan menjadikan pasanga sebagai tujuan hidupnya. Bukan kepada bagaimana nanti, tetapi selalu bertanya, nanti bagaimana? Karena cinta satu untuk selamanya, bukan hanya untuk saat ini saja.
6. Cinta membuat sesuatu menjadi ada, Nafsu membuat sesuatu jadi binasa
Ini nih yang penting, bahwa cinta akan memberikan kekuatan untuk membuat sesuatu menjadi ada, bukan sekedar nafsu yang malah membuat yang ada, jadi binasa. Contohnya kasus- kasus artis- artis yang kemarin marak. Itu mah bukan cinta bos, taapi nafsu, coz apa yang mereka dapat selain kehancuran nama baik dan karir?
7. Cinta menilai secara objektif, Nafsu menilai secara subjektif
Dan akhirnya, penilaian seseorang terhadap pasangannya dapat membedakan cinta dan nafsu. Ini nih yang menjadi favorit saya. Kenapa? Karena eh karena, cinta menilai dari apa yang dilakukan pasangan, atau bisa dibilang more than words lah, sehingga seseorang dapat membedakan lewat apa yang telah pasangannya berikan kepada anda. Bukan seperti nafsu, yang menilai orang dari kepopulerannya, atau yang bersifat subjeklah. Karena itu semua hanya sementara, yang abadi adalah kebaikan sebuah perbuatanlah.
Nah, kini anda sudah dapat membedakan bukan, mana yang cinta dan mana yang nafsu. Dan ada baiknya jika anda membandingkan perbedaan tadi, dan terus memperbaiki kesalahan pemikiran yang malah selalu memunculkan nafsu. Karena nafsu itu hanya nikmat di depan, dan kehancuran pada saatnya. Sedangkan cinta akan terus kokoh biar segala halang rintangan dan batu terjal terus datang. Trimakasih kepada ortu, keluarga n someone yang terus memberikan power cinta kalian kepada saya sampai saat ini. Tidak lupa kepada guru- guru dan inspirator2 saya untk selalu mengedepankan cinta dalam setiap ilmu yang telah disampaikan.
0 komentar:
Posting Komentar