• CASHBACK Tiap TransaksiAsiknya beli di JADIPERGI.com, setiap transaksi apapun Anda mendapatkan cashback langsung.

  • Beragam Produk TravelSelain paket wisata, JadiPergi.com juga menyediakan akomodasi dan ticketing yang dapat melengkapi perjalanan liburan Anda.

  • Hemat BiayaAnda tidak perlu datang ke tour dan travel agent. Cukup akses website atau aplikasi mobile JadiPergi.com kapanpun, dimanapun.n Anda.

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم

Ilusi Alat - Fotografi

Untuk menghasilkan hasil foto yang bagus, seringkali tidak dibutuhkan alat yang terlampau canggih. Tapi anggapan sebagian besar orang adalah untuk mendapatkan hasil foto yang bagus dibutuhkan kamera dan lensa yang mahal dan canggih.
Sebenarnya, untuk menghasilkan foto yang bagus membutuhkan ketrampilan dan kreatifitas. Masalahnya adalah, tidak ada hubungan antara kreatifitas dan pemakaian alat yang mahal. Sebagian besar fotografer (terutama fotografer amatir) menjadi kreatif justru karena keterbatasan alat yang dimiliki. Misalnya dengan membuat aksesoris lighting sendiri.
Semakin berpengalaman dan semakin sukses, alat yang digunakan biasanya semakin sedikit dan spesifik. Contohnya, Henri Cartier Bresson, salah satu bapak photojournalism seringkali hanya mengunakan kamera film dan lensa 50mm.
Alex Majoli, anggota fotografi Magnum, menyatakan dalam sebuah wawancara:
Kamu tidak selalu membutuhkan kamera dengan fitur yang banyak. Pada akhirnya kamu tidak membutuhkannya (macam-macam fitur kamera)  untuk membuat foto yang bagus.
Sedangkan semakin naif seorang fotografer, semakin banyak dan mewah alat-alat yang dibawa dan digunakan. Semakin banyak alat yang kita miliki seringkali membebani kita dalam perjalanan dan membuat pusing kita dalam urusan menentukan alat yang dipakai.
Lebih parahnya, kamera dan lensa yang mahal bisa memberikan ilusi bahwa kita adalah fotografer yang jago dan bernilai jual tinggi. Makanya itu banyak sekali fotografer yang mampu membeli alat-alat yang mahal dan studio yang mewah, tapi kualitas fotonya biasa-biasa saja dan jasanya kurang laku atau tidak sebanding dengan apa yang diinvestasikan.
Peralatan yang mewah seringkali tidak membantu, tapi malah bisa menghalangi kemajuan. Semakin mewah, semakin lama kita makin tergantung secara psikologi kepadanya. Dan ketika foto kita masih kurang bagus, kita akan membeli alat baru yang lebih mahal lagi dengan harapan alat tersebut bisa membantu kita.
Fotografer memang membutuhkan alat yang cocok, tapi sebagian besar dari kita tidak membutuhkan alat yang mewah. Kemampuan dalam mengetahui apa yang kita butuhkan dan apa yang kita inginkan (hasrat) akan membedakan antara fotografer yang sukses atau tidak.
Saran saya adalah sebelum mengganti lensa, kamera, flash atau peralatan lainnya, tanyakan kepada diri kita apakah kita sudah memanfaatkan secara optimal peralatan yang kita pakai?  Jika jawabannya adalah belum, lebih baik kita kembali belajar & berlatih mengunakan alat yang kita punya terlebih dahulu sebelum mencari peralatan yang lebih mahal.
Ujung-ujungnya, kesuksesan tergantung kualitas karya kita, bukan apa yang kita miliki.

Sumber:
http://www.infofotografi.com/blog/2012/02/ilusi-alat/
Share:

Remaja Di Dunia Kepura-puraan

Dunia remaja yang unik nan keberadaannya senantiasa menjadi bahan perbincangan umum. Dalam rentang kehidupan, masa kinilah yang paling mencrang. Karena sekarang mereka hidup di tengah perkembangan fisik dan psikis yang sangat cepat. Rona kehidupan mereka laksana kota metropolis yang penuh warna-warni.

Akan tetapi perlu kita sadari bahwa remaja adalah sosok yang labil, mudah terombang-ambing. Fisik mereka memang kelihatan dewasa, namun bila ditinjau dari segi psikis, mereka belum dewasa, belum mampu bertanggung jawab. Kita bisa saksikan sendiri, bagaimana kecenderungan mereka terhadap berbagai hal yang terus berubah. Mulai dari mode pakaian, rambut hingga sepatu. Kalau kita tanya alasan mereka mengikuti tren tertentu, jawabannya sangat instan. Asal-asalan dan tidak bertanggung jawab. Kebanyakan hanya menjawab demi gengsi saja, ikut-ikutan temen, ingin disebut modern, gaul dan lain-lain, nyaris tidak ada satupun jawaban yang bermuara pada asas manfaat.

Pola pikir instan seperti inilah yang dibentuk oleh media global. Mereka terus menerus diberi mimpi, harus beginilah harus begitulah, harus ini-itu, dsb. Segala produk dicoba dengan harapan mimpinya tercapai yaitu ingin tampak seperti artis pujaannya. Padahal, kalau mau jujur, mereka hanya pura-pura memberikan tips-tips kesempurnaan tubuh, yang hakikatnya adalah bisnis semata dan didasarkan atas UUD.

Alhasil, remaja modern kini tengah berada di dunia kepura-puraan. Ironisnya, mereka percaya pada kepura-puraan itu. Saban hari mereka disuguhi 99% tontonan tipi yang berisi kepura-puraan bahkan kebohongan dan gosip yang justru membodohi bukannya mendidik. Acara-acara tipi seperti film-film berlabel VHS, sinetron-sinetron atau gosiptainment yang mereka pergoki tiap hari menyuguhkan berbagai kepura-puraan yang sangat ironi. Mereka semuanya menawarkan gaya hidup glamour, mewah dan pergaulan bebas sebebas-bebasnya. Sebuah idiologi tandingan ditengah masyarakat yang mayoritas agamis. Ironisnya lagi, tayangan tersebut laku keras di pasaran alias paling disukai penonton dan bintang utamanya pun tak ayal dijadikan panutan sekalipun tanpa alasan yang jelas. Begitu pula iklan-iklan yang menawarkan penyembuhan tuntas dan gaya hidup ‘wah’ dengan klip yang bebas moral, juga sarat kepura-puraan.

Di dunia kepura-puraan tidak mengenal istilah percaya atau tidak, yang ada adalah hanya kesenangan semu. Pemirsa “dipaksa” percaya pada berbagai tayangan hingga terkadang harus mengaduk-aduk emosinya sendiri bahkan sampai terbawa ke alam mimpi. Tak heran jika para remaja tergiur oleh dunia kepura-puraan, bermimpi mendambakan tubuh seperti model dalam iklan dan film. Bahkan jika ada keajaiban, remaja menginginkan persis seperti mereka. Itulah dunia kepura-puraan.

Dampaknya pun bukan main, berbagai tindak kriminal berupa free sex, aborsi dan kekerasan di dunia remaja hakekatnya ‘didikan’ dari dunia kepura-puraan. Contohnya pun banyak, anak belasan tahun kini sudah bisa punya anak berkat gelar MBA, tawuran antar kampus yang nekat berperang sampai mampus, geng motor maniak yang bengis dengan galak dan sadis meneror warga, dll. Tindakan kriminal seperti KKN pun terjadi di jajaran elit dan penguasa, yang hakikatnya implikasi dari dunia kepura-puraan juga. Mengapa tidak, bukankah sinetron dan film-film itu selalu menawarkan enaknya kehidupan mewah? Maka, jalan pintas menuju kemewahan itu tak lain melalui KKN.

Walhasil, kebobrokan mental berserakan dimana-mana, kelaparan merajalela, jurang antara si kaya dan si miskin semakin lebar. Praktek korupsi, merampok, tawuran, membunuh, perkosaan, seks bebas, dan lain-lain bukan lagi suatu aib, semuanya dianggap biasa-biasa saja bahkan mungkin dianggap hanya hiburan belaka.

Pantas jika Neil Postman dalam bukunya “Amusing Ourselves to Death“, menulis bahwa saat ini orang tengah menghibur diri terus sampai mati! Hal itu dikarenakan format tipi ditujukan untuk hiburan semata dan bukan untuk sarana pendidikan.

Oleh karena itu, bagi diri remaja sendiri, hendaknya bisa berpikir dewasa, kritis dan bermental baja. Remaja masa kini harus memiliki kesadaran nurani yang tinggi, tidak begitu saja mengekor atau mencontoh segala yang ditayangkan media massa terutama tipi. Mengingat, kekaguman terhadap tokoh dunia kepura-puraan secara berlebihan, bukan saja memancing frustasi, tetapi juga membentuk sikap mental minder, merasa tidak puas terhadap apa yang dimiliki, baik kecantikan, pakaian atau tubuh. Sikap ini akan menimbulkan pola hidup konsumeris dan serba kekurangan.

Memang ada saat-saat dimana kehidupan kita semua ketika merasa berada di bawah dan mengalami saat-saat singkat yang penuh dengan keraguan. Alasan mengapa begitu banyak orang yang merasa dirinya rendah baik tentang kehidupan, penampilan, keahlian maupun kemampuannya adalah karena kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk membandingkan diri kita dengan para pahlawan dari dunia kepura-puraan tipi.

Maka, jangan biarkan setiap detik berlalu tanpa aktivitas positif. Masa depan akan semakin sarat tantangan. Masa depan membutuhkan remaja-remaja kreatif yang siap mengayuh perahu lebih cepat, berani menentang ombak dan siap berhadapan dengan derasnya arus globalisasi zaman.

“Jangan pikirkan kesenangan, tapi pikirkanlah bagaimana memperjuangkan kesenangan. Jangan pikirkan surga, tapi pikirkanlah bagaimana membuat amal kebaikan. Ketahuilah bahwa jalan untuk meraih surga itu dipagari duri dan jalan meraih neraka dipagari roti“
Share:

Selamat Datang di Dunia Kampus

Selamat buat penghuni baru kursi – kursi di kampus. Buat yang belum dapat, semoga cepet nyusul. Kuliah bukan segalanya memang, tapi kuliah “dipercaya” bisa membawa seseorang ke arah yang lebih cerah. Kuliah bukan lagi duduk di kelas dan mendengarkan dosen ceramah, tapi kuliah adalah saat kita memutar otak menemukan siapa kita sebenarnya dan mau jadi apa kita nanti toh? Bagaimana kita kenal manajemen dan mengendus dunia kerja

Tentang Studi SKS (Sistem Kredit Semester) Untuk saat ini, sebagian SMA mungkin sudah mulai memperkenalkan sistem ini kepada siswanya, ya, kita harus mencapaisjumlah SKS tertentu selama kita kuliah. Setiap mata kuliah akan dibobot rentang 2 – 4 SKS, ada jug yang 6 SKS. Semakin banyak SKS mata kuliah tersebut, maka semakin penting pula bagi kita, karena hasilnya akan sangat mempengaruhi IP kita,hal ini yang tidak disadari banyak mahasiswa baru.

Dosen Pembimbing Akademik (DPA) Ini seperti Wali kelas di SMA, beliau lah yang akan memberikan izin kita untuk mengambil sejumlah SKS yang kita mau, beliau pula yang memberikan masukan bagi kita di tiap awal semesternya. Bagaimana kemajuan kita dan perkiraan seberapa berat mata kuliah yang kita ambil.

Semester Pendek (SP) Ketika liburan, mahasiswa pada umumnya diberika waktu untuk memperbaiki nilainya atau untuk mempercepat kelulusannya, maka di beberapa kampus diadakan semester pendek.

Kuis, Mid Test, Final Test Sama kayak SMA lah, Cuma dosen pada umumnya tidak mengadakan remidi, jadi nilaimu harimaumu

Indeks Prestasi Ini nilai kita, ada dua, IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) dan IPS (Indeks Prestasi Semester). IPK adalah rerataan IPS, sedangkan IPS sendiri hasil studi kita tiap semesternya. Rangenya antara 0-4, orang – orang yang berIP di atas 3.5 biasanya akan mendapat pujian lebih berupa sebutan “cumlaude”. Makin tinggi IP, makin bagus kuliah mahasiswa tersebut,meskipun belum tentu menjamin pekerjaannya nanti. Karena bekerja dan mengarungi hidup tidak berkiblat pada IP, melainkan skill dan mental mahasiswa itu sendiri. Namun jangan membayangkan dengan IP seadnya akan mulus dan lolos tes ini itu begitu saja, karena setiap lowongan pasti memliki kriteria IP sendiri-sendiri.


Soal Kemahasiswaan

UKM (Unit kegiatan mahasiswa) Ini sama dengan ekskul kalo di SMA, kegiatan dan model organisasinya sama plek

BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Ini sama dengan OSIS kalo di SMA, hanya saja ada levelnya tingkat Jurusan (BEMJ), tingkat Fakultas (BEMF), tingkat Universitas (BEMU), pola – polanya sama persis dengan OSIS.

DLM (Dewan Legislatif Mahasiswa)

Ini juga sama kayak MPK di SMA, tugas dan wewenangnya sama persis :D Sekian dulu ya, semoga sukses di kampus baru masing – masing, kuliah beda jauh dengan sekolah lo ya,, menaikkan IP tidak semuda menaikkan ranking saat SMA kawan :D
Share:

Syukur Mengubah Hidup Anda








Syukur, suatu kata yang sangat berbobot dan memberikan makna yang tidak terhingga. Allah telah menjamin dalam Al Quran, barang siapa yang bersyukur maka Allah akan menambah nikmat kepada orang tersebut. Sudahkan Anda bersyukur? Sudahkah Anda merasakan tambahan nikmat atas syukur Anda? Apakah Anda ingin mendapatkan nikmat yang lebih besar lagi? Lupakan mengeluh, mulailah perbanyak syukur.

Ada dua manfaat besar dari bersyukur. Kedua manfaat ini akan mengubah hidup kita jika kita mendapatkannya.
Pahala dari Allah. Jelas, bersyukur adalah perintah Allah, kita akan mendapatkan pahala jika kita bersyukur dengan ikhlas.
Menciptakan Feeling Good. Dengan bersyukur akan membuat kita lebih bahagia. Perasaan kita menjadi lebih enak dan nyaman dengan bersyukur. Bagaimana tidak, pikiran kita akan fokus pada berbagai kebaikan yang kita terima.

Lalu apa manfaat Feeling Good?
Jika Anda yang percaya dengan Hukum Daya Tarik (law of attraction), feeling good akan meningkatkan kekuatan Anda menarik apa yang Anda inginkan. Kekuatan hukum ini akan sebanding dengan keyakinan dan perasaan positif. Sementara semakin banyak kita bersyukur, akan semakin banyak perasaan positif pada diri kita.
Motivasi akan muncul dari kondisi emosi yang positif. Sementara bersyukur akan menciptakan emosi yang positif karena kita fokus apda hal-hal yang positif. Semakin banyak Anda bersyukur akan semakin besar motivasi yang Anda miliki.
Bersyukur akan membentuk pola pikir sukses. Pola pikir sukses adalah keyakinan dalam mendapatkan. Saat kita bersyukur, maka pikiran kita secara tidak sadar diberikan suatu “pola” mendapatkan, sehingga akan terbentuk pola sukses.

Dengan melihat ketiga manfaat dari feeling good, kita bisa menyimpulkan bahwa feeling good adalah mungkin menjadi salah satu cara Allah memberikan nikmat tambahan kepada kita. Jika orang baru ribut dengan manfaat syukur pada kahir-akhir ini, Al Quran sudah 14 abad yang lalu. Sungguh suatu nikmat Allah yang diberikan kepada kita, sayang jika kita mengabaikannya.

Cara Meningkatkan Syukur
Saya yakin, Anda yang mau membaca artikel ini adalah orang-orang yang pandai bersyukur. Namun bukan berarti kita tidak perlu meningkatkan. Setinggi apa pun Anda menjadi hamba yang bersyukur, Anda masih tetap perlu meningkatkan syukur Anda. Jika Anda baru bersyukur saat menambatkan nikmat berupa materi, ini adalah baru tahap awal menjadi hamba yang pandai bersyukur.
Untuk meningkatkan rasa bersyukur, kita harus lebih jeli dan peka terhadap berbagai nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Kurangnya kepekaan terhadap nikmat Allah akan mengurangi syukur kita, sebab kita merasa tidak ada yang perlu disyukuri lagi. Meningkatkan kepekaan bisa dilakukan dengan melakukan perenungan terhadap apa yang terjadi pada hidup kita sehari-hari. Luangkan waktu Anda setiap hari untuk merenungkan nikmat setiap harinya.
Setiap saat, kita mendapatkan nikmat baru. Satu detik waktu berlalu berarti kita mendapatkan nikmat hidup selama satu detik. Nafas kita, penglihatan kita, penciuman kita, detak jantung kita dan sebagainya yang tidak mungkin disebutkan disini.
Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, baik kejadian pad diri sendiri maupun orang lain. Sementara setiap saat selalu ada kejadian, berarti selalu ada hikmah yang bisa kita ambil. Sementara hikmah adalah suatu nikmat. Syukurilah.

Sudahkah kita bersyukur hari ini?

Share:

DEPRESI PADA REMAJA





Dalam perkembangan normalpun seorang remaja mempunyai kecenderungan untuk mengalami depresi, Oleh karena itu sangatlah penting untuk membedakan secara jelas dan hati -hati antara depresi yang disebabkan oleh gejolak mood yang normal pada remaja dengan depresi yang patologik. Akibat sulitnya membedakan antara kedua kondisi diatas, membuat depresi pada remaja sering tidak terdiagnosis. Bila tidak ditangani dengan baik, gangguan psikiatrik pada remaja sering kali akan berlanjut sampai masa dewasa.



I. Definisi

Kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan berkonsentrasi, perubahan pola tidur yang parah, menurunnya energi, ketidaknyamanan fisik, mudah tersingung, serta perasaan sedih , kesal dan tidak berdaya yang ekstrim.

Depresi dapat terjadi pada keadaan normal sebagai bagian dalam perjalanan proses kematangan dari emosi sehingga definisi depresi adalah sebagai berikut: (1) pada keadaan normal merupakan gangguan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang, (2) pada kasus patologis, merupakan ketidakmauan ekstrim untuk mereaksi terhadap rangsang disertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpuasan, tidak mampu, dan putus asa.



II. Klasifikasi depresi

Menurut DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders fourth edition) Gangguan depresi terbagi dalam 3 kategori, yaitu:

1. Gangguan depresi berat (Mayor depressive disorder).

Didapatkan 5 atau lebih simptom depresi selama 2 minggu. Kriteria terebut adalah: suasana perasaan depresif hampir sepanjang hari yang diakui sendiri oleh subjek ataupun observasi orang lain (pada anak-anak dan remaja perilaku yang biasa muncul adalah mudah terpancing amarahnya), kehilangan interes atau perasaan senang yang sangat signifikan dalam menjalani sebagian besar aktivitas sehari-hari, berat badan turun secara siginifkan tanpa ada progran diet atau justru ada kenaikan berat badan yang drastis, insomnia atau hipersomnia berkelanjuta, agitasi atau retadasi psikomotorik, letih atau kehilangan energi, perasaan tak berharga atau perasaan bersalah yang eksesif, kemampuan berpikir atau konsentrasi yang menurun, pikiran-pikiran mengenai mati, bunuh diri, atau usaha bunuh diri yang muncul berulang kali, distres dan hendaya yang signifikan secara klinis, tidak berhubugan dengan belasungkawa karena kehilangan seseorang.

2. Gangguan distimik (Dysthymic disorder) adalah suatu bentuk depresi yang lebih kronis tanpa ada bukti suatu episode depresi berat (dahulu disebut depresi neurosis). Kriteria DSM-IV untuk gangguan distimik: perasaan depresi selama beberapa hari, paling sedikit selama 2 tahun (atau 1 tahun pada anak-anak dan remaja); selama depresi, paling tidak ada dua hal berikut yang hadir: tidak nafsu makan atau makan berlebihan, insomnia atau hipersomnia, lemah atau keletihan, self esteem rendah, daya konsentrasi rendah, atau sulit membuat keputusan, perasaan putus asa; selama 2 tahun atau lebih mengalami gangguan, orang itu tanpa gejala-gejala selama 2 bulan; tidak ada episode manik yang terjadi dan kriteria gangguan siklotimia tidak ditemukan; gejala-gejala ini tidak disebabkan oleh efek psikologis langsung darib kondisi obat atau medis; signifikansi klinis distress (hendaya) atau ketidaksempurnaan dalam fungsi.

3. Gangguan afektif bipolar atau siklotimik (Bipolar affective illness or cyclothymic disorder). Kriteria: kemunculan (atau memiliki riwayat pernah mengalami) sebuah sebuah episode depresi berat atau lebih; kemunculan (atau memiliki riwayat pernah mengalami) paling tidak satu episode hipomania; tidak ada riwayat episode manik penuh atau episode campuran; gejala-gejala suasana perasaan bukan karena skizofrenia atau menjadi gejala yang menutupi gangguan lain seprti skizofrenia; gejala-gejalanya tidak disebabkan oleh efek-efek fisiologis dari substansi tertentu atau kondisi medis secara umum; distres atau hendaya dalam fungsi yang signifikan secara klinis.

Sedangkan menurut Carlson, seperti yang dikutip oleh shafii, membagi depresi pada remaja menjadi tipe primer dan sekunder. Tipe primer : bila tidak ada gangguan psikiatrik sebelumnya, dan tipe sekunder : bila gangguan yang sekarang mempunyai hubungan dengan gangguan psikiatrik sebelumnya. Pada gangguan depresi yang sekunder biasanya lebih kacau, lebih agresif, mempunyai lebih banyak kelehan sometik, dan lebih sering terlihat mudah tersinggung, putus asa, mempunyai ide bunuh diri, problem tidur, penurunan prestasi sekolah, harga diri yang rendah , dan tidak patuh.



III.Etiologi

Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap etiologi depresi, khususnya pada anak dan remaja adalah:

1. Faktor genetik

Meskipun penyebab depresi secara pasti tidak dapat ditentukan, faktor genetik mempunyai peran terbesar. Gangguan alam perasaan cenderung terdapat dalam suatu keluarga tertentu. Bila suatu keluarga salah satu orangtuanya menderita depresi, maka anaknya berisiko dua kali lipat dan apabila kedua orangtuanya menderita depresi maka risiko untuk mendapat gangguan alam perasaan sebelum usia 18 tahun menjadi empat kali lipat. Pada kembar monozigot, 76% akan mengalami gangguan afektif sedangkan bila kembar dizigot hanya 19%. Bagaimana proses gen diwariskan, belum diketahui secara pasti. Bahwa kembar monozigot tidak 100% menunjukkan gangguan afektif, kemungkinan ada faktor non-genetik yang turut berperan.

2. Faktor Sosial

Dilaporkan bahwa orangtua dengan gangguan afektif cenderung akan selalu menganiaya atau menelantarkan anaknya dan tidak mengetahui bahwa anaknya menderita depresi sehingga tidak berusaha untuk mengobatinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status perkawinan orangtua, jumlah sanak saudara, status sosial keluarga, perpisahan orangtua, perceraian, fungsi perkawinan, atau struktur keluarga banyak berperan dalam terjadinya gangguan depresi pada anak. Ibu yang menderita depresi lebih besar pengaruhnya terhadap kemungkinan gangguan psikopatologi anak dibandingkan ayah yang mengalami depresi. Levitan et al (1998) dan Weiss et al (1999) melaporkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat penganiayaan fisik atau seksual dengan depresi, tetapi mekanismenya belum diketahui secara pasti.Diyakini bahwa faktor non-genetik seperti fisik maupun lingkungan merupakan pencetus kemungkinan terjadinya depresi pada anak dengan riwayat genetik.

3. Faktor Biologis lainnya

Dua hipotesis yang menonjol mengenai mekanisme gangguan alam perasaan terfokus pada: terganggunya regulator sistem monoamin-neurotransmiter, termasuk norepinefrin dan serotonin (5-hidroxytriptamine). Hipotesis lain menyatakan bahwa depresi yang terjadi erat hubungannya dengan perubahan keseimbangan adrenergik-asetilkolin yang ditandai dengan meningkatnya kolinergik, sementara dopamin secara fungsional menurun.



IV. Epidemiologi

Kejadian gangguan depresi pada remaja bervariasi tergantung dari kelompok umur. Kejadian depresi makin meningkat dengan bertambahnya umur anak. Di Amerika didapatkan gejala depresi pada remaja umur 11-13 tahun (remaja awal) lebih ringan secara bermakna dibandingkan dengan gejala depresi pada umur 14 tahun-16 tahun (remaja menengah) dan umur 17-18 tahun (remaja akhir). Prevalensi gangguan depresi pada remaja dengan depresi berat 0,4-6,4%, gangguan distimik 1,6-8% dan gangguan bipolar 1%. Sekitar 40-70% komorbiditas dengan gangguan jiwa lain (penyimpangan perilaku, penyalahgunaan obat, penyimpangan seksual, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, anxietas, anoreksia nervosa, problem sekolah). 50% populasi memiliki 2 atau lebih dari dua gangguan jiwa lain. Rasio remaja perempuan dibandingkan laki-laki adalah 2:1.



V. Gejala Klinik

Gejala klinis depresi :

- Mood disforik ( Labil dan mudah tersinggung ) dan afek depresif. Gejolak mood pada remaja adalah normal, tapi pada kondisi depresi menjadi lebih nyata. Mood yang disforik dan sedih lebih sering tampak. Kecenderungan untuk marah-marah dan perubahan mood meningkat.

- Pubertas. Depresi kronis yang dialami sejak masa remaja awal, kemungkinan akan mengalami kelambatan pubertas, terutama pad depresi yang disertai dengan kehilangan berat badan dan anoreksia. Remaja yang mengalami depresi lebih sulit menerima atau memahami tanda-tanda pubertas yang muncul. Perubahan hormonal yang disertai stres lingkungan, dapat memicu timbulnya depresi yang dalam dan kemungkinan munculnya perilaku bunuh diri. Mimpi basah dan mimpi yang berhubungan dengan incest (hubungan seksual antar anggota keluarga), dapat menambah beban rasa bersalah pada remaja yang depresi. Periode menstruasi pada remaja wanita yang mengalami depresi, mungkin terlambat, tidak teratur, atau disertai dengan timbulnya rasa sakit yang hebat dan perasaan tidak nyaman, Mood yang disforik sering nampak pada periode pramenstrual, Remaja wanita yang mengalami depresi mungkin merasa murung (feeling blue), sedih (down in the dump), menangis tanpa sebab, menjadi sebal hati (sulky and pouty), mengurung diri di kamar, dan lebih banyak tidur.

- Perkembangan kognitif. Disorganisasi fungsi kognitif pada remaja yang bersifat sementara, menjadi lebih nyata pada kondisi depresi. Pada remaja awal yang mengalami depresi, terdapat keterlambatan perkembangan proses pikir abstrak yang biasanya muncul pada usia sekitar 12 tahun. Pada remaja yang lebih tua, kemampuan yang baru diperoleh ini akan menghilang atau menurun. Prestasi sekolah sering terpengaruh bila seorang remaja biasanya mendapat hasil baik di sekolah, tiba-tiba prestasinya menurun, depresi harus dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penyebabnya. Membolos, menunda menyelesaikan tugas, perilaku yang mudah tersinggung didalam kelas, tidak peduli terhadap hasil yang dicapai dan masa depan, dapat merupakan gejala awal dari depresi pada remaja. - Harga diri . Pada remaja, kondisi depresi memperkuat perasaan rendah diri. Rasa putus asa dan rasa tidak ada yang menolong dirinya makin merendahkan hatga diri. Pada satu saat remaja yang depresi mencoba untuk melawan perasaan rendah dirinya dengan penyangkalan, fantasi, atau menghindari kenyataan realitas dengan menggunakan NAPZA.

- Perilaku antisosial. Membolos, mencuri, berkelahi, sering mengalami kecelakaan, yang terjadi terutama pada remaja yang sebelumnya mempunyai riwayat perilaku yang baik, mungkin merupakan indikasi adanya depresi.

- Penyalah gunaan NAPZA. Kebanyakan remaja yang depresi cenderung menyalahgunakan NAPZA, misalnya ganja, obat-obat yang meningkat mood ( amfetamin ), yang menurunkan mood ( barbiturat, tranquilizer, hipnotika ) dan alkohol. Akhir-akhir ini banyak digunakan heroin, kokain dan derivatnya serta halusinogen.

- Perilaku seksual. Secara umum remaja yang mengalami depresi tidak menunjukkan minat untuk kencan atau mengadakan interaksi heteroseksual. Namun ada juga remaja yang mengalami depresi menjadi berperilaku berlebihan dalam masalah seksual, atau menjalani pergaulan bebas, sebagai tindakan defensif untuk melawan depresinya, Beberapa remaja menginginkan kehamilan sebagai kompensasi terhadap objek yang hilang atau rasa rendah dirinya. Remaja yang mengalami depresi ada kemungkinan kawin muda untuk menghindari konflik dalam keluarga. Seringkali perkawinan ini malah memperkuat depresinya.

- Kesehatan fisik. Remaja yang mengalami depresi, tampak pucat, lelah dan tidak memancarkan kegembiraan dan kebugaran, Seringkali mereka mempunyai banyak keluhan fisik, seperti sakit kepala, sakit lambung, kurang nafsu makan, dan kehilangan berat badan tanpa adanya penyebab organik, Remaja yang mengalami depresi biasanya tidak mengekspresikan perasaannya secara verbal, namun lebih banyak keluhan fisik yang diutarakan , sehingga hal ini biasanya merupakan satu-satunya kondisi yang membawanya datang ke dokter. Sensitivitas dari sang dokter dalam menemukan mood yang disforik ataupun depresi akan dapat mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri pada remaja.

- Berat badan. Penurunan berat badan yang cepat dapat merupakan indikasi adanya depresi. Harga diri yang rendah dan kurangnya perhatian pada perawatan dirinya, atau makan yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas, merupakan tanda dari depresi.

- Perilaku bunuh diri. Remaja yang mengalami depresi mempunyai kerentanan tinggi terhadap bunuh diri. Penelitian di kentucky, Amerika Serikat, menyebutkan sekitar 30 % dari mahasiswa tingkat persiapan dan pelajar sekolah menengah atas pernah berpikir serius tentang percobaan bunuh diri dalam satu tahun terakhir saat diteliti , 19 % mempunyai rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri , dan 11 % telah mencoba melakukan bunuh diri.



VI. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis depresi pada anak maupun dewasa tidak sejelas seperti pada penyakit lain. Tidak ada tes khusus yang dapat membantu menentukan bahwa seseorang individu menderita depresi, dan sangat sedikit yang dapat ditentukan penyebabnya.3 Faktor neuroendokrin dapat mempengaruhi kejadian depresi, sehingga dapat dilakukan deksametason supression test (DST) berupa sekresi berlebihan kortisol, kadar hormon pertumbuhan menurun jika disuntik insulin-induced hypoglicemia, kadar tiroksin total lebih rendah, peningkatan sekresi kortisol pada malam hari.



VII. Diagnosis Banding

Depresi harus dibedakan dengan kesedihan yang normal dan gangguan psikiatris lainnya. Sebelum diagnosis psikiatris ditegakkan, kondisi organik yang mirip ataupun yang menimbulkan gejala-gejala psikiatris harus disingkirkan terlebih dahulu seperti gangguan organik, intoksikasi zat, ketergantungan dan abstinensi, distimia, siklotimia, gangguan kepribadian, berkabung, serta gangguan penyesuaian. Keadaan seperti ini sangat bervariasi, tergantung umur. Perlu dibedakan pula penyalahgunaan obat, gangguan cemas, dan fase awal skizofrenia. Juga perlu ditentukan apakah gangguan afektif yang timbul merupakan primer atau sekunder.



VIII. Terapi

Perawatan di rumah sakit perlu dipertimbangkan sesuai dengan indikasi, misalnya penderita cenderung mau bunuh diri, atau adanya penyalahgunaan atau ketergantungan obat. Pada umumnya, penderita berhasil ditangani dengan rawat jalan. Sekali diagnosis depresi berat ditegakkan, psikoterapi dan medikasi merupakan terapi yang harus diberikan. Namun, pengobatan selalu bersifat individual, tergantung pada hasil pertimbangan evaluasi dan keluarganya, termasuk kombinasi terapi individu, terapi keluarga, serta konsultasi dengan pihak sekolah. Pendekatan biopsikososial digunakan dalam mengobati remaja yang mengalami depresi. Pendekatan ini meliputi psikoterapi ( individual, keluarga , kelompok ), farmakoterapi, remedial / edukatif, dan pelatihan keterampilan sosial. Sebelum memulai suatu bentuk terapi, sebaiknya dipertimbangkan dengan hati -hati. Adanya obsesi untuk bunuh diri harus diobservasi dengan cermat dan sebaiknya pasien di rawat inap. faktor lain seperti kemampuan untuk berfungsi atau stabilitas keluarga merupakan faktor yang harus dipertimbangkan untuk merawat inapkan remaja ini.
Psikoterapi. Beberapa pendekatan psikoterapi yang dapat dilakukan adalah : psikoterapi perorangan (individual psychotherapy), terapi berorientasi kesadaran (insight-oriented therapy), terapi tingkah laku (behavioral therapy), model stres hidup (life stress model), psikoterapi kognitif (cognitive psychotherapy) ,lain-lain seperti terapi kelompok (group therapy), latihan orangtua (parent training), terapi keluarga (family training), pendidikan remedial (remedial education), dan penempatan di luar rumah (out of homeplacement).

2. Farmakoterapi . Saat ini, belum ada obat yang direkomendasikan oleh FDA. Pengobatan secara farmakoterapi masih kontroversial pada anak dan remaja . Farmakoterapi yang sering digunakan:

· Golongan antidepresi trisiklik: Amitriptilin, Imipramin, dan Desipramin. Berbeda dengan orang dewasa, pada anak tidak menunjukkan perbedaan yang berarti antara antidepresi golongan trisiklik dengan plasebo. Obat ini bersifat kardiotoksik dan cenderung berakibat fatal bila melampaui dosis.

· Golongan obat yang bekerja spesifik menghambat ambilan serotinin: fluoksetin dan sertralin. Obat ini memberikan harapan yang cerah dalam pengobatan depresi pada anak dan remaja. Merupakan obat pilihan pertama pada anak dan remaja karena dapat ditoleransi dengan baik dan efek yang merugikan lebih sedikit dibandingkan dengan antidepresi golongan trisiklik. Sayangnya, sedikit sekali penelitian tentang pengobatan rumatan (maintenance) pada anak dan remaja. Dibandingkan dengan usia dewasa, pada masa remaja cenderung berkembang untuk agitasi atau menjadi mania bila mereka mendapat SSRIs (Selective serotinine reuptake inhibitors). Obat ini juga dapat menurunkan libido.

· Litium karbonat .Obat ini telah digunakan untuk pengobatan anak dan remaja yang mengalami agresi, mania, depresi, dan masalah tingkah laku, tetapi lebih berguna pada kasus yang berisiko menjadi bipolar.

Beberapa contoh obat yang ada di Indonesia : imipramine 25 – 125 mg / hari, clomipramine 25 – 200 mg /hari, fluoxetine 10 – 80 mg / hari, fluoxamine 100 – 300 mg /hari, sertraline 50 – 200 mg / hari, moclobemide 150 – 300 mg / hari.



IX. Pencegahan

Untuk mencegah depresi dapat dilakukan dengan menggunakan keberadaan dan peran serta guru pembimbing di sekolah. Upaya-upaya pembentukan kelompok belajar, kegiatan ekstrakurikuler, pemilihan jurusan, pramuka dan semacamnya, kesemuanya itu merupakan bagian dari rangkaian upaya preventif. Layanan bimbingan dapat berfungsi preventif atau pencegahan. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karir, inventarisasi data, dan sebagainya. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menitik beratkan kepada bimbingan terhadap perkembangan pribadi melalui pendekatan perorangan dan kelompok siswa yang menghadapi masalah untuk mendapatkanbantuan khusus untuk mampu mengatasinya. Tugas guru pembimbing adalah (a) membantu murid untuk mengenal dirinya, kemampuannya dan mengenal orang lain, (b) membantu murid dalam proses yang menuju kematangannya, (c) membantu dan mendorong murid untuk pemilihan-pemilihan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan interestnya, (d) memberikan kesadaran kepada murid-murid tentang pentingnya penggunaan waktu luangdan mengembangkan interest dalam hobi yang berguna, (e) membantu murid untuk mengerti metode belajar yang efisien agar dapat mencapai hasilnya dengan waktu yang lebih singkat.5 Selain itu, diperlukan pula peranan orang tua (keluarga) dengan menghabiskan waktu bersama sehingga dapat mempererat hubungan antara anggota keluarga, bersikap lebih terbuka dengan cara mendengarkan pendapat anak dan mau dikritik sehingga remaja merasa lebih dihargai.

Deteksi dini dengan menggunakan alat skrining (Child Behavior Checklist, Beck Depression Inventories , Child Depression Inventory) saat didapatpatkannya permasalahan disekolah baik prestasi atau permasalahan perilaku anak akan sangat membantu mengenali lebih dini remaja dengan depresi.



X. Penyulit

Penyulit yang dapat mempengaruhi depresi adalah penggunaan obat-obat terlarang dan psikotropika, keluarga dan lingkungan yang kurang kondusif.

XI. Prognosis

Prognosis depresi tergantung penyebab, bentuk klinis, pikiran bunuh diri, kepribadian pramorbid dan keluarga dengan gangguan jiwa serta umur saat terjadinya depresi. Apabila depresi berat tidak diobati dan terus berlangsung dalam kurun waktu 7-12 bulan akan berlanjut menjadi episode depresi berulang (recurrent) dengan gangguan sosial yang persisten antar dua episode. Usaha bunuh diri (suicide attempt) dan bunuh diri (suicide) merupakan komplikasi yang sering timbul. Semakin muda usia mulainya depresi, semakin jelek prognosisnya, tetapi erat hubungannya dengan faktor genetik. Remaja yang mengalami depresi berat cenderung untuk menderita depresi berat berulang dan gangguan bipolar. Kebanyakan yang sembuh dalam beberapa bulan, kembali relaps 1-2 tahun kemudian.



DAFTAR PUSTAKA



1. Depkes. Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja (Pegangan Bagi Dokter Puskesmas).

Diambil dari : www.depkes.go.id/downloads/Pedoman%20Kes%20Jiwa%20Remaja.pdf

2. Ola’s Site. Depresi pada Remaja.

Diunduh dari: olapsyche.multiply.com/journal/item/21 - 134k

3. Abdul Mutholib Rambe. Depresi pada Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/ RSUPH Adam Malik Medan.

4. I Gusti Ayu Endah Ardjana. Depresi pada Remaja dalam Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto, 2004, hal 219-31

5. M. Fatchurahman dan Bulkani. Peran Guru Pembimbing dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika pada Siswa SMA Negeri dan Swasta Kota Palangkaraya. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Diunduh dari : eprints.sunan-ampel.ac.id/1/1/3._FATCKHUROHMAN.pdf

6. Indri Kemala Nasution. Stres pada Remaja.

Diunduh dari : library.usu.ac.id/download/fk/132316815(1).pdf

Share:

Masalah dan Solusi Remaja disekolah



Sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional remaja di sekolah menegah (SLTP/ SLTA). Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang. Dari segi fisik, para remaja sekarang juga cukup terpelihara dengan baik sehingga mempunyai ukuran tubuh yang sudah tampak dewasa, tetapi mempuyai emosi yang masih seperti anak kecil. Terhadap kondisi remaja yang demikian, banyak orang tua yang tidak berdaya berhadapan dengan masalah membesarkan dan mendewasakan anak-anak di dalam masyarakat yang berkembang begitu cepat, yang berbeda secara radikal dengan dunia di masa remaja mereka dulu.
Masalah Remaja Di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SLTP/ SLTA selalu mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku. Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah.
  1. Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
  2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
  3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah menegah (SLTP/SLTA).
  4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder). Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.
  5. Attention Deficit Hyperactivity disorder, yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.
Peranan Lembaga Pendidikan Untuk tidak segera mengadili dan menuduh remaja sebagai sumber segala masalah dalam kehidupan di masyarakat, barangkali baik kalau setiap lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) mencoba merefleksikan peranan masing-masing.
Pertama, lembaga keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama.
Kehidupan kelurga yang kering, terpecah-pecah (broken home), dan tidak harmonis akan menyebebkan anak tidak kerasan tinggal di rumah. Anak tidak mersa aman dan tidak mengalami perkembangan emosional yang seimbang. Akibatnya, anak mencari bentuk ketentraman di luar keluarga, misalnya gabung dalam group gang, kelompok preman dan lain-lain. Banyak keluarga yang tak mau tahu dengan perkembangan anak-anaknya dan menyerahkan seluruh proses pendidikan anak kepada sekolah. Kiranya keliru jika ada pendapat yang mengatakan bahwa tercukupnya kebutuhan-kebutuhan materiil menjadi jaminan berlangsungnya perkembangan kepribadian yang optimal bagi para remaja.
Kedua, bagaimana pembinaan moral dalam lembaga keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kontras tajam antara ajaran dan teladan nyata dari orang tua, guru di sekolah, dan tokoh-tokoh panutan di masyarakat akan memberikan pengaruh yang besar kepada sikap, perilaku, dan moralitas para remaja. Kurang adanya pembinaan moral yang nyata dan pudarnya keteladanan para orangtua ataupun pendidik di sekolah menjadi faktor kunci dalam proses perkembangan kepribadian remaja. Secara psikologis, kehidupan remaja adalah kehidupan mencari idola. Mereka mendambakan sosok orang yang dapat dijadikan panutan. Segi pembinaan moral menjadi terlupakan pada saat orang tua ataupun pendidik hanya memperhatikan segi intelektual. Pendidikan disekolah terkadang terjerumus pada formalitas pemenuhan kurikulum pendidikan, mengejar bahan ajaran, sehingga melupakan segi pembinaan kepribadian penanaman nilai-nilai pendidikan moral dan pembentukan sikap.
Ketiga, bagaimana kehidupan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat apakah mendukung optimalisasi perkembangan remaja atau tidak.
Saat ini, banyak anak-anak di kota-kota besar seperti Jakarta sudah merasakan kemewahan yang berlebihan. Segala keinginannya dapat dipenuhi oleh orangtuanya. Kondisi semacam ini sering melupakan unsur-unsur yang berkaitan dengan kedewasaan anak. Pemenuhan kebutuhan materiil selalu tidak disesuaikan dengan kondisi dan usia perkembangan anak. Akibatnya, anak cenderung menjadi sok malas, sombong, dan suka meremehkan orang lain.
Keempat, bagaimana lembaga pendidikan di sekolah dalam memberikan bobot yang proposional antara perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotor anak.
Akhir-akhir ini banyak dirasakan beban tuntutan sekolah yang terlampau berat kepada para peserta didik. Siswa tidak hanya belajar di sekolah, tetapi juga dipaksa oleh orangtua untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan mengikuti les tambahan di luar sekolah. Faktor kelelahan, kemampuan fisik dan kemampuan inteligensi yang terbatas pada seorang anak sering tidak diperhitungkan oleh orangtua. Akibatnya, anak-anak menjadi kecapaian dan over acting, dan mengalami pelampiasan kegembiraan yang berlebihan pada saat mereka selesai menghadapi suasana yang menegangkan dan menekan dalam kehidupan di sekolah.
Kelima, bagaimana pengaruh tayangan media massa baik media cetak maupun elektronik yang acapkali menonjolkan unsur kekerasan dan diwarnai oleh berbagai kebrutalan.
Pengaruh-pengaruh tersebut maka munculah kelompok-kelompok remaja, gang-gang yang berpakaian serem dan bertingkah laku menakutkan yang hampir pasti membuat masyarakat prihatin dan ngeri terhadap tindakan-tindakan mereka. Para remaja tidak dipersatukan oleh suatu identitas yang ideal. Mereka hanya himpunan anak-anak remaja atau pemuda-pemudi, yang malahan memperjuangkan sesuatu yang tidak berharga (hura-hura), kelompok yang hanya mengisi kekosongan emosional tanpa tujuan jelas.
Apa Jalan Keluar Kita?
Siswa-siswi SLTP/SLTA adalah siswa-siswi yang berada dalam golongan usia remaja, usia mencari identitas dan eksistensi diri dalam kehidupan di masyarakat. Dalam proses pencarian identitas itu, peran aktif dari ketiga lembaga pendidikan akan banyak membantu melancarkan pencapaian kepribadian yang dewasa bagi para remaja. Ada beberapa hal kunci yang bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan.
Pertama, memberikan kesempatan untuk mengadakan dialog untuk menyiapkan jalan bagi tindakan bersama.
Sikap mau berdialog antara orangtua, pendidik di sekolah, dan masyarakat dengan remaja pada umumnya adalah kesempatan yang diinginkan para remaja. Dalam hati sanubari para remaja tersimpan kebutuhan akan nasihat, pengalaman, dan kekuatan atau dorongan dari orang tua. Tetapi sering kerinduan itu menjadi macet bila melihat realitas mereka dalam keluarga, di sekolah ataupun dalam lingkungan masyarakat yang tidak memungkinkan karena antara lain begitu otoriter dan begitu bersikap monologis. Menyadari kekurangan ini, lembaga-lembaga pendidikan perlu membuka kesempatan untuk mengadakan dialog dengan para remaja, kaum muda dan anak-anak, entah dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Kedua, menjalin pergaulan yang tulus.
Dewasa ini jumlah orang tua yang bertindak otoriter terhadap anak-anak mereka sudah jauh berkurang. Namun muncul kecenderungan yang sebaliknya, yaitu sikap memanjakan anak secara berlebihan. Banyak orang tua yang tidak berani mengatakan tidak terhadap anak-anak mereka supaya tidak dicap sebagai orangtua yang tidak mempercayai anak-anaknya, untuk tidak dianggap sebagai orangtua kolot, konservatif dan ketinggalan jaman.
Ketiga, memberikan pendampingan, perhatian dan cinta sejati.
Ada begitu banyak orangtua yang mengira bahwa mereka telah mencintai anak-anaknya. Sayang sekali bahwa egoisme mereka sendiri menghalang-halangi kemampuan mereka untuk mencintaianak secara sempurna. “Saya telah memberikan segala-galanya”, itulah keluhan seorang ibu yang merasa kecewa karena anak-anaknya yang ugal-ugalan di sekolah dan di masyarakat. Anak saya anak yang tidak tahu berterima kasih, katanya.
Yang perlu dipahami bahwa setiap individu memerlukan rasa aman dan merasakan dirinya dicintai. Sejak lahir satu kebutuhan pokok yang yang pertama-tama dirasakan manusia adalah kebutuhan akan “kasih sayang” yang dalam masa perkembangan selanjutnya di usia remaja, kasih sayang, rasa aman, dan perasaan dicintai sangat dibutuhkan oleh para remaja. Dengan usaha-usaha dan perlakuan-perlakuan yang memberikan perhatian, cinta yang tulus, dan sikap mau berdialog, maka para remaja akan mendapatkan rasa aman, serta memiliki keberanian untuk terbuka dalam mengungkapkan pendapatnya.
Lewat kondisi dan suasana hidup dalam keluarga, lingkungan sekolah, ataupun lingkungan masyarakat seperti di atas itulah para remaja akan merasa terdampingi dan mengalami perkembangan kepribadian yang optimal dan tidak terkungkung dalam perasaan dan tekanan-tekanan batin yang mencekam. Dengan begitu gaya hidup yang mereka tampilkan benar-benar merupakan proses untuk menemukan identitas diri mereka sendiri yang sebenarnya.

MEMAHAMI DIRI Materi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan Who am I (siapakah saya)? Untuk menjawab pertanyaan ini maka sangat dibutuhkan adanya refleksi yang mendalam, kontemplasi diri yang total, dan definisi yang obyektif. Saya hanyalah pesiarah yang mencari kesempurnaan hidup Kesiarahan saya masih sangat jauh. Relung-relung idealisme dan lentingan-lentingan kenyataan, masih terus menghantui perjalanan hidup saya. entah kapan kehausan akan kesempurnaan itu saya nikmati. Bisingnya dunia dan garangnya bumi, meliluhlantahkan kehausan tersebut. Ternyata saya terus menikmatinya, walau aku selalu bertanya” apa yang harus saya cari” Mungkin pesiarahan itu akan berakhir pada saat saya mendesah. Entahlah, lalu, siapakah manusia it? Siapakan saya? siapakah engkau? Aku adalah diriku sendiri Aku hidup dan bernafas Aku berpikir dan merasa Aku mencinta dan merasa takut Aku berharap dan benilai Aku bertumbuh dan berubah Aku lama kelamaan menjadi A K U. Diri kita adalah samudra penuh rahasia Yang manti untuk dijelajahi Kita adalah makhluk hidup yang unik Yang merenungkan asal-usul kita Dan berikhtiar merencanakan masa depan . dst
Share:

Dampak Facebook bagi Prestasi Belajar Remaja


            Suatu penemuan yang ditemukan oleh para ilmuwan bermula dari kesederhanaan berubah menjadi kesempurnaan. Sumber pengetahuan bagi seluruh masyarakat dari pelosok pedesaan hingga perkotaan, yang menyebabkan perubahan dalam aspek kehidupan bernama “Teknologi”. Awalnya teknologi sangatlah sederhana dan fasilitas yang dimilikinya sangatlah terbatas. Seiring dengan perkembangan zaman, kini teknologi berkembang pesat dan semakin maju dengan berbagai macam bentuk dan jenisnya. Ya bisa dibilang kalau kiblat orang-orang modern saat ini adalah teknologi. Sebagai buktinya yaitu di beberapa negara maju seperti Amerika dan Jepang telah menomorsatukan teknologi. Berbagai cara dan upaya terus dilakukan untuk dapat menghasilkan teknologi baru yang lebih canggih dari sebelumnya. Dengan adanya teknologi semua kegiatan manusia sekarang dilakukan secara instan dan cepat. Ini menunjukkan bahwa teknologi berkembang secara terus menerus dari tahun ke tahun.
            Di zaman modern yang serba canggih seperti saat ini, tentunya orang tidak asing lagi dengan internet. Tidak hanya kalangan pembisnis yang menggunakan fasilitas ini, semua kalangan membutuhkan fasilitas internet ini termasuk para remaja (pelajar). Internet memanglah fasilitas yang bisa membantu pekerjaan manusia dalam berbagai hal. Di kalangan remaja, internet merupakan nyawa baginya karena kehidupan mereka tidak lepas dari peranan internet. Apalagi sekarang banyak jejaring sosial, seperti facebook, twitter, yahoo koprol dengan berbagai fitur-fitur unggul yang dimilikinya. Namun dari berbagai macam jenis jejaring sosial tersebut, facebook tetaplah eksis di semua kalangan, khusus nya kalangan remaja. Sebagai buktinya, CheckFacebook memublikasikan laporan hasil surveinya bahwa dalam beberapa bulan terakhir, sekitar 750 miliar laman Facebook dibuka oleh pengguna internet di seluruh dunia. Lembaga tersebut juga menunjukkan data bahwa Indonesia berada di posisi kedua setelah Amerika Serikat sebagai negara dengan pengakses Facebook terbesar di dunia. Jumlahnya mencapai 32.131.200 orang atau sekitar 5,61% dari total pengguna Facebook di dunia.
Apalagi kini facebook sangat berperan aktif dalam mempengaruhi corak kehidupan dan pola pikir para remaja, tergantung bagaimana remaja merespon dan memanfaatkannya secara positif atau negatif.
            Facebook memanglah fasilitas yang sangat penting untuk mengikuti perkembangan secara global. Karena facebook merupakan media komunikasi dan informasi yang tidak mengenal jarak dan batas waktu. Jika teknologi komunikasi dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaiannya, kini hanya memerlukan hitungan detik saja. Selain itu facebook merupakan jejaring pertemanan dari berbagai penjuru dunia yang memudahkan kita untuk bertukar fikiran dan informasi dengan orang lain di luar sana. Facebook juga merupakan sarana untuk berbagi ilmu pengetahuan, curhatan kepada teman-teman kita, tanpa perlu bertatap muka secara langsung.
            Di samping itu, facebook banyak memberikan dampak negatif bagi para remaja. Dengan adanya facebook, perhatian remaja untuk belajar semakin berkurang. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar tergantikan untuk bermain facebook. Setiap harinya kebanyakan para remaja mengisi waktunya untuk selalu online. Apalagi kini kebanyakan handphone sudah dilengkapi layanan koneksi internet yang memudahkan penggunanya untuk online dimana dan kapan pun. Seperti dalam syair lagunya Saikoji “siang malam ku selalu menatap layar terpaku dan lalu online-online, online-online.”
Nah, jika para remaja bersikap seperti syair dalam lagu tersebut, tentunya prestasi belajar para remaja bangsa ini semakin hari semakin menurun.
            Di kalangan remaja sendiri, facebook bukanlah untuk sekedar layanan komunikasi dan informasi saja, melainkan sebagai tren gaya hidup. Selain itu facebook merupakan media untuk gaul pada saat ini harus dimiliki.   
Tetapi anehnya, para remaja saat ini sangatlah mahir dalam mengoperasikan facebook, sedangkan dalam menguasai pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sangatlah kurang.
Seharusnya para remaja saat ini harus bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Di saat waktu belajar ya belajar, bermain ya bermain, dan istirahat ya istirahat. Karena waktu adalah emas yang sangat berharga. Ketika waktu terus berputar, tetapi tak ada satupun hal yang dapat dihasilkan atau diubah, maka sia-sia lah hidup ini. Ingat bahwa penyesalan selalu datang menghampiri manusia di saat terakhir atau belakangan, dan waktu tidak bisa di ulang lagi. Sebelum semua itu terjadi pada diri kita, kita harus memperbaiki diri kita mulai dari sekarang menjadi pribadi yang  lebih menghargai waktu, lebih rajin , dan tentunya lebih baik dari sebelumnya. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik.
Boleh-boleh saja sebagai remaja sesekali mengisi waktu luangnya untuk bersenang-senang dan bersantai. Tetapi haruslah tetap ingat akan kewajibannya sebagai remaja (pelajar). Para remaja juga harus mampu membentengi dirinya dari pengaruh negatif  yang datang dari luar.
            Jika para remaja sudah terlanjur kecanduan facebook, maka para remaja akan semakin malas belajar. Coba bayangkan, jika setiap remaja selalu online setiap saat dengan tidak mengenal batasan waktu, sedangkan materi pelajaran yang disampaikan guru tidak diperhatikan, buku pelajaran tidak disentuh sama sekali, hanya dibiarkan begitu saja tanpa peduli, lantas bagaimanakah nasib negara ini dimasa yang akan datang?
            Ya, memang remaja itu jiwanya masih labil, penuh dengan emosional dan selalu menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan yang mulai cenderung bebas. Walaupun begitu, bebas bukan berarti bebas untuk berperilaku, bebas bertindak yang menyebabkan orang lain di sekitar menjadi terganggu. Namun bebas itu merupakan taatnya pada suatu aturan. Sebagai contohnya, jika kita tidak mengerjakan PR dari guru, pasti kita merasa tidak tenang dan kebingungan mencari contekan. Di sisi lain, kita merasa cemas dan khawatir karena takut kalau kena marah dan mendapatkan hukuman dari guru. Tetapi jika kita mentaati aturan yang ada, yaitu dengan mengerjakan PR dari guru tersebut, pasti kita akan bebas dari hukuman dan merasa lebih tenang.
            Untuk itu, dibutuhkan remaja-remaja yang pintar secara moral, intelektual dan ritual yang bisa memimpin negara ini untuk masa depan dan bisa mengimbangi kemajuan teknologi dengan kemajuan kepribadian serta cara fikir ke arah yang positif. Karena masa depan negara ini ada di tangan para remaja.
Kemajuan teknologi bukanlah suatu penghambat, tetapi kemajuan teknologi merupakan suatu titik terang untuk mencapai suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Dan ingatlah bahwa pada dasarnya teknologi itu hanyalah alat yang digunakan manusia, bukan penggerak manusia (hayati). Dengan demikian para remaja harus membentengi diri mereka dari hal negatif, namun tetap bersikap objektif dan mengambil pengaruh positif.
Share:

Mari Belajar Bahasa Inggris


Part Of Speech.
Part of speec dalam bahasa inggris dapat kita artikan sebagai bagian dari tata bahasa inggris itu sendiri, ia meliputi beberapa bagian besar seperti berikut ini:

NOUN (kata benda)
Kata benda atau bahasa inggrisnya NOUN tentu saja apa saja yang menyatakan benda, baik berwujud atau tak berwujud. Misalnya: buku (book), kursi (chair), orang (people), udara (air), hobby, kebahagiaan (happiness), dan sebagainya.

Lucu juga ya, dalam bahasa inggris air itu adalah udara, enah memang!
Penting sekali untuk menguasai istilah-istilah seperti NOUN ini, agar lebih mudah untuk mengerti pelajaran bahasa inggris selanjutnya. Nanti di level yang lebih tinggi jika saya mengatakan NOUN dan anda tak mengerti maksudnya maka proses belajar bahasa inggris anda akan tersendat-sendat. Namun jika anda rajin mengulang-ulang tentu saja akan lancar kembali. Bahasa inggris memang suatu pelajaran yang harus diulang-ulang, baik belajarnya maupun prakteknya. Selain ingat apa itu NOUN anda juga harus ingat artinya dalam bahasa indonesia yaitu KATA BENDA. Dan ketika ingat kata benda seharusnya anda paham benar apa arti kata benda tersebut seperti apa contohnya dan dapat menyebutkan apa saja contoh kata benda tersebut, baik dalam bahasa inggris ataupun indonesia.
Percayalah dengan menguasai dasar-dasar dan cara belajar ini maka kemudian anda akan sangat mudah mengerti pelajaran-pelajaran tingkat lanjut. Bahkan jika saya berhenti mengajar anda maka Anda akan tetap bisa sendiri, bisa belajar sendiri ditempat lain dan anda sudah tau bagaimana caranya agar bahasa inggris anda awet dan lebih cepat belajarnya dari pada kebanyakan orang lain. Tentu saja tak terlepas dari NIAT yang sangat kuat dan disiplin belajar bahasa inggris yang super!.
Kata benda, atau NOUN ini nanti akan terpakai pada SUBJECT atau OBJECT dari suatu kalimat. Nah, sudah ada istilah SUBJECT, jika anda belum memahami apa itu subject maka benar, proses belajar bahasa inggris Anda bisa slow, bahkan anda bisa menjadi pusing dan kapok. Tenang saja, nanti saya akan jelaskan.

PRONOUN (kata ganti)
Misalnya: I, You, He, She, It, We, They, Me
Nanti kita akan bahas lebih detail. Saat ini anda ingat kalau berjumpa dengan istilah bahasa inggris PRONOUN maka artinya seperti di atas tadi.

ADJECTIVE (kata sifat)
Contohnya: big (besar), yellow (kuning), stupid (bodoh), interesting (menarik), good, long, dan sebagainya.
Kata sifat atau Adjective dalam bahasa inggris, fungsinya untuk menerangkan kata benda. Maksudnya agar benda itu lebih jelas. Misalnya “buku” adalah kata benda. “Buku kuning” nah sekarang buku tadi sudah lebih jelas, oh buku yang berwarna kuning. “kuning” ini menerangkan buku tadi. Bahasa Inggrisnya “yellow book”. Kok dibalik ya? nanti, akan saya terangkan.

VERB (kata kerja)
Contohnya: walk (berjalan), go (pergi), belajar (study), tidur (sleep), write (menulis), read (membaca), advertise (beriklan), dan sebagainya.
Jadi, kata kerja atau bahasa inggrisnya VERB adalah kata-kata yang menyatakan suatu kegiatan atau aktivitas atau aksi (tindakan). Apakah “tidur” termasuk kata kerja? Ya, tidur adalah kata kerja. Kan tidur itu suatu kegiatan. Kan kalau tidur tidak bekerja mengapa disebut kata kerja? Siapa bilang? Pekerjaannya ya tidur, hehe..
Semua jawaban atas pertanyaan NGAPAIN? jawabnya adalah kata kerja. Lagi ngapain anda? belajar. Maka belajar adalah kata kerja. Sedang apa pak Joko? tidur. Maka tidur adalah kata kerja. Jelas ya?

ADVERB (kata keterangan)
Diantaranya: slowly (dengan lambat), beautifully (dengan cantiknya, dengan indahnya), fast (cepat), dan sebagainya.
Kalau tadi Adjective maka kata keterangan atau ADVERB ini menerangkan kata kerja. Bagaimana dia berjalan? dengan lambat (walk slowly), read quickly (membaca dengan cepat).

PREPOSITION (kata depan)
Misalnya: in, on, at, under, after, before, dan sebagainya.
Ingat saja kata POSISI (position) agar anda mudah memahaminya.

CONJUNCTION (kata sambung)
Misalnya: and, or, as, but, also, while.

Untuk apa sih belajar bahasa inggris yang beginian ? Agar Anda punya dasar yang kuat untuk pelajaran bahasa inggris selanjutnya. Ini seperti dasar-dasar matematika misalnya pernjumlahan, perkalian, pembagian dan sebaginya, tanpa dasar-dasar ini maka ketika belajar level yang lebih tinggi seperti differensial, integral maka anda akan kelimpungan. Hasilnya biasanya tidak bisa. haha..
Share:
BARU!!! ---> DISTRIBUTOR PULSA TERMURAH DAN TRANSAKSI TERPOPULER VIA SOSMED portalpulsa, Transaksi via App Android, Facebook, Telegram, LINE, GTalk, Hangouts, Twitter, Sms, Email, Jabber / XMPP, dan Member Area

TOPIK TERPOPULER

Wisata Kerbau Rawa Kalang Hadangan

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

TAUTAN BERITA

HALAMAN FACEBOOK

pulsagram,