• CASHBACK Tiap TransaksiAsiknya beli di JADIPERGI.com, setiap transaksi apapun Anda mendapatkan cashback langsung.

  • Beragam Produk TravelSelain paket wisata, JadiPergi.com juga menyediakan akomodasi dan ticketing yang dapat melengkapi perjalanan liburan Anda.

  • Hemat BiayaAnda tidak perlu datang ke tour dan travel agent. Cukup akses website atau aplikasi mobile JadiPergi.com kapanpun, dimanapun.n Anda.

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم

Bahagia Sekarang, Kenapa Tidak?


 Orang yang hidup bahagia belum tentu yang paling cerdas atau yang paling kaya, akan tetapi mereka mempunyai filosofi pribadi yang sangat membantu mereka.
 Yang bisa anda lakukan adalah mengrahkan upaya terbaik anda hingga tibanya waktu tidur, biarlah hari esok mengurus dirinya sendiri.
 Yang penting bukan usia anda melainkan sikap anda.
 Khawatir itu lebih parah daripada tak berguna. Dalam kekhawatiran tundalah terus.
 Anda bisa menangani masa sekarang, hanya masa depan yang memberi anda masalah.
 Sifat yang sebagian besar dihargai orang adalah kejujuran, keberanian, keuletan, kemurahan hati, karena itu kembangkanlah pada diri anda.
 Bagaimana anda merasakan keadaan diri anda sendiri adalah kembali pada diri anda sendiri.
 Orang bahagia itu tidak terganggu oleh apakah hidup ini adil atau tidak. Mereka memanfaatkan saja dengan sebaik-baiknya apa yang meraka miliki.
 Kehidupan yang berkelimpahan belum tentu menjadikan anda bahagia, biasanya justru sebaliknya.
 Ketika anda tertawa sulit sekali anda merasakan kepedihan.
 Kehidupan tidak seserius itu, hendaknya kita lebih serius menanggapi homur,
 Agar menjadi lebih bahagia, lebih mudah adalah menubah cara berpikir kita.
 Bukan apa yang terjadi pada anda yang menentukan kebahagian anda melainkan bagaimana anda berfikir tentang apa yang terjadi pada anda.
 Harapan menjebak kita dalam kekecewaan dan amarah.
 3 nasihat untuk memelihara ketenangan, 1. Kerendahan hati benar-benar membantu 2. Putuskan apa yang benar-benar penting3. Teriamalah apa adanya.
 Ketika anda berdebat dengan realita, realita pasti menang.
 Ada 6,5 miliar manusia lain di planet bumi ini. Agar mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan kadang-kadang kita perlu menahan diri.
 Ketika kita selalu memberikan yang terbaik, dengan sendirinya kehidupan menuntun kita kearah kesempatan baru.
 Kehidupan memberikan imbalan atas upaya bukan alasan.
 Kalau anda memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, anda akan mendapatkan kesempatan lebih besar.
 Agar sukses yang anda perlukan adalah, kesabaran dan keuletan, dan bakat.
 Anda menemukan kebahagiaan bukan dalam tidak adanya masalah, anda menemukan kebahagiaan tanpa peduli adanya masalah.
 Anggaplah bahwa setiap masalah dalam kehidupan anda adalah pelajaran untuk menjadikan anda lebih kuat. Anda tidak akan pernah merasa menjadi korban.
 Jangan berharap mengendalikan orang lain, jangan berharap orang lain berperilaku seperti anda, jangan mengendalikan orang lain untuk membuat anda bahagia.
 Dengan kepadihan fisik ataupun emosional, ketika kita melakukan hal yang sama, kita akan terus-menerus sakit.
 Anda bisa mengubah kebiasaan bawah sadar anda dengan visualisasi dan latihan mental.
 Tidak seorang pun harus tetap mandek, kalau anda serius, anda bisa mengubah pola-pola lama.
 Bahasa anda menentukan kehidupan anda.
 Perhatikan apa yang anda ucapkan tentang diri sendiri, jangan pernah mengucapkan apapun yang buruk tentang diri sendiri.
 Pemikir positif menarik kesempatan, anda menarik apa yang anda pikirkan.
 Kita menjadi apa yang kita pikirkan.
 Kita menetapkan sasaran bukan dari apa yang kita dapatkan melainkan demi kita menjadi apa.
 Kita hanya mungkin mengubah kehidupan kita dengan mengerahkan energi kedalam momen yang sekarang.
 Pikiran anda menjadikan sesuatu, angan anda menjadikan anda frustasi.
 Anda berkomitmen sepenuh hati dan jiwa lalu anda memecahkan masalah satu persatu.
 Untuk mencapai sasaran apapun yang layak diupayakan, putuskan lebih dahulu "aku akan melakukan hal ini apapun syaratnya".
 Kemanapun anda menuju mulailah dengan hal yang kecil terlebih dahulu dan jadikan sukses itu sebagai kebiasaan.
 Kalau uang datang dari imajinasi anda belum tentu bekerja dengan lebih keras akan mendatangkan uang lebih banyak, melainkan penigkatan kuantitas serta kualitas ide-ide anda.
 Kalau kita benar-benar ingin menjadikan sesuatu terlaksana, biasanya kita mencoba lebih dari sekali.
 Orang sukses lebih banyak gagal, mereka menanam lebih banyak benih.
 Jangan berusaha terlalu keras (berlebihan).
 Setiap bencana dalam kehidupan anda lebih merupakan situasi yang menantikan anda mengubah pikiran anda.
 Setiap kali anda mengucapkan dalam hati "terima kasih" anda menjadi lebih damai dan lebih punya kuasa.
 Kedamaian pikiran dimulai dengan bersyukur atas apa yang anda miliki sekarang ini.
 Orang memperhatikan kita ketika kita sendiri mendengarkan.
 Kalau anda mencari hal-hal baik anda menemukan hal-hal baik.
 Kalau anda mencari kesalahan anda menemukan kesalahan.
 Kebahagian anda tergantung pada apa yang anda putuskan untuk anda perhatikan.
 Mencoba mengubah orang lain lebih banyak merupakan ide yang buruk.
 Untuk memaafkan seseorang anda tidak perlu menyetujui apa yang mereka lakukan, pastikan kehidupan anda sendiri efektif.
 Memaafkan orang lain bukan demi mereka tapi demi anda sendiri.
 Orang yang benar-bebar mengetahui apa yang terjadi dalam suatu hubungan hanyalah kedua belah pihak yang bersangakutan.
 Misi anda dalam kehidupan bukanlah untuk mengubah dunia melainkan hanya mengubah diri sendiri.
 Bukan besarnya upaya saja yang penting melainkan juga kemana anda mengarahkannya.
 Kita semua terpengaruh dan terinfeksi oleh orang-orang dan sikap-sikap di sekeliling kita.
 Sukses bukan tentang fakta-fakta melaikan tentang sikap anda.
 Ketika kita memberi kesempatan ke-2 pada diri sendiri dan mendapatkan pertolongan, sering kali kita sanggup melakukanya.
 Kalau anda mau orang-orang percaya kepada anda dan anda mau percaya pada diri sendiri. anda harus terdengar serius.
 Perkataan anda mebentuk masa depan anda.
 Para pemikir posaitif mempunyai kebiasan membayangkan apa yang mereka inginkan bukan apa yang mereka takutkan.
 Apa yang anda pikirkan itulah yang anda dapatkan.
 Kalau anda meminta mungkin anda mendapatkan.
 Kehidupan anda adalah sisten energi, ketika anda membuang banyak hal anda mendapat kevakuman dan menjadikan berbagai hal bergerak.
 Coba anda perhatikan seberapa sering hal-hal baru datang untuk menggantikan apa yang anda berikan kepeda orang lain.
 Hidup dengan sampah mempengaruhi kehidupan anda.
 Orang memperlakukan anda sebagaimana anda memperlakukan diri anda sendiri.
 Orang miskin lebih dahulu membelanjakan baru menabung, orang kaya lebih dahulu menabung baru membelanjakan uang.
 Kalau ada sesuatu yang benar-benar ingin anda lakukan tidak ada waktu yang sempurna.
 Waktu terbaik untuk berhenti adalah setelah anda sukses.
 Ketika orang mengetahui bahwa anda telah melakukan yang terbaik biasanya mereka mendukung anda.
 Tetapkan terget yang wajar, capailah target tersebut baru anda memutuskan untuk berhenti.
 Sungguh menakjubkan bagaimana sedikit sukses bisa mengubah pikiran anda.
 segala yang anda lakukan itu penting.
Share:

PERKENALAN, HUBUNGAN SAHABAT, JATUH CINTA, HUBUNGAN INTIM, DAN HUBUNGAN SUAMI ISTRI.

Pacaran
Istilah pacaran berasal dari kata dasar pacar yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Istilah pacaran dalam bahasa Arab disebut tahabbub. Pacaran berarti bercintaan; berkasih-kasihan, yaitu dari sebuah pasangan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.
Para ulama telah banyak membicarakan masalah ini, seperti misalnya yang terdapat dalam Fatwa Lajnah Daimah, sebuah kumpulan fatwa dari beberapa ulama. Sebelum sampai pada simpulan hukum pacaran, terlebih dahulu ditelusuri berbagai kemungkinan yang terjadi ketika sebuah pasangan muda-mudi yang bukan mahram menjalin hubungan secara intim. Dengan penelusuran seperti ini, suatu tindakan tertentu yang berkaitan dengan hubungan muda-mudi ini dapat dinilai dari sudut pandang syar'i. Dengan demikian, kita akan dengan mudah mengetahui suatu "hubungan" yang masih dapat ditoleransi oleh syariat dan yang tidak.
Apa yang terjadi dari sebuah hubungan antara seseorang dengan orang lain secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima : perkenalan, hubungan sahabat, jatuh cinta, hubungan intim, dan hubungan suami istri.

Perkenalan
Islam tidak melarang seseorang untuk menganal orang lain, termasuk lawan jenis yang bukan mahram. Bahkan, Islam menganjurkan kepada kita untuk bersatu, berjamaah. Karena, kekuatan Islam itu adalah di antaranya kejamaahan, bahkan Allah menciptakan manusia menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku itu untuk saling mengenal.
Allah SWT berfirman yang artinya, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal." (QS. Al-Hujuraat : 13).

Hubungan Sahabat
Hubungan sahabat adalah hubungan sebagai kelanjutan dari sebuah hubungan yang saling mengenal. Setelah saling mengenal, seseorang berhubungan dengan orang lain bisa meningkat menjadi teman biasa atau teman dekat (sahabat). Hubungan sahabat dimulai dari saling mengenal. Hubungan saling mengenal ini jika berlangsung lama akan menciptakan sebuah hubungan yang tidak hanya saling mengenal, tetapi sudah ada rasa solidaritas yang lebih tinggi untuk saling menghormati dan bahkan saling bekerja sama. Contoh yang mungkin dapat diambil dalam hal ini adalah seperti hubungan antara Zainudin MZ dengan Lutfiah Sungkar, Neno Warisman dengan Hari Mukti, dan lain-lain. Mereka adalah pasangan lawan-lawan jenis yang saling mengenal, juga dalam diri mereka terjalin hubungan yang saling menghormati, bahkan mungkin bisa bekerja sama. Dalam Islam, hubungan semacam ini tidaklah dilarang.
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS. Al-Maidah : 2).
Jatuh Cinta
Islam juga tidak melarang seseorang mencintai sesuatu, tetapi untuk tingkatan ini harus ada batasnya. Jika rasa cinta ini membawa seseorang kepada perbuatan yang melanggar syariat, berarti sudah terjerumus ke dalam larangan. Rasa cinta tadi bukan lagi dibolehkan, tetapi sudah dilarang. Perasaan cinta itu timbul karena memang dari segi zatnya atau bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai. Perasaan ini adalah perasaan normal, dan setiap manusia yang normal memiliki perasaan ini. Jika memandang sesuatu yang indah, kita akan mengatakan bahwa itu memang indah. Imam Ibnu al-Jauzi berkata, "Untuk pemilihan hukum dalam bab ini, kita harus katakan bahwa sesungguhnya kecintaan, kasih sayang, dan ketertarikan terhadap sesuatu yang indah dan memiliki kecocokan tidaklah merupakan hal yang tercela. Terhadap cinta yang seperti ini orang tidak akan membuangnya, kecuali orang yang berkepribadian kolot. Sedangkan cinta yang melewati batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal dan membelokkan pemiliknya kepada perkara yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela”.
Begitu juga ketika melihat wanita yang bukan mahram, jika ia wanita yang cantik dan memang indah ketika secara tidak sengaja terlihat oleh seseorang, dalam hati orang tersebut kemungkinan besar akan terbesit penilaian suatu keindahan, kecantikan terhadap wanita itu. Rasa itulah yang disebut rasa cinta, atau mencintai. Tetapi, rasa mencintai atau jatuh cinta di sini tidak berarti harus diikuti rasa memiliki. Rasa cinta di sini adalah suatu rasa spontanitas naluri alamiah yang muncul dari seorang manusia yang memang merupakan anugerah Tuhan. Seorang laki-laki berkata kepada Umar bin Khattab ra, "Wahai Amirul Mukminin, aku telah melihat seorang gadis, kemudian aku jatuh cinta kepadanya." Umar berkata, "Itu adalah termasuk sesuatu yang tidak dapat dikendalikan." (HR. Ibnu Hazm). Dalam kitab Mauqiful Islam minal Hubb, Muhammad Ibrahim Mubarak menyimpulkan apa yang disebut cinta, "Cinta adalah perasaan di luar kehendak dengan daya tarik yang kuat pada seseorang’’.
Sampai batas ini, syariat Islam masih memberikan toleransi, asalkan dari pandangan mata pertama yang menimbulkan penilaian indah itu tidak berlanjut kepada pandangan mata kedua. Karena, jika rasa cinta ini kemudian berlanjut menjadi tidak terkendali, yaitu ingin memandang untuk yang kedua kali, hal ini sudah masuk ke wilayah larangan.
Allah SWT berfirman yang artinya, "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.' Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka…" (QS. An-Nuur : 30 - 31). Menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak dilepas begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan jenisnya yang beraksi. Pandangan yang terpelihara adalah apabila secara tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat lagi kemudian.
Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi, 'Palingkanlah pandanganmu itu'!
" (HR. Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi).
Rasulullah SAW berpesan kepada Ali ra yang artinya, "Hai Ali, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya! Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun berikutnya tidak boleh." (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmizi).
Ibnul Jauzi di dalam Dzamm ul Hawa menyebutkan bahwa dari Abu al-Hasan al-Wa'ifdz, dia berkata, "Ketika Abu Nashr Habib al-Najjar al-Wa'idz wafat di kota Basrah, dia dimimpikan berwajah bundar seperti bulan di malam purnama. Akan tetapi, ada satu noktah hitam yang ada wajahnya. Maka orang yang melihat noda hitam itu pun bertanya kepadanya, 'Wahai Habib, mengapa aku melihat ada noktah hitam berada di wajah Anda?' Dia menjawab, 'Pernah pada suatu ketika aku melewati kabilah Bani Abbas. Di sana aku melihat seorang anak amrad dan aku memperhatikannya. Ketika aku telah menghadap Tuhanku, Dia berfirman, 'Wahai Habib?' Aku menjawab, 'Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah.' Allah berfirman, 'Lewatlah Kamu di atas neraka'. Maka aku melewatinya dan aku ditiup sekali sehingga aku berkata, 'Aduh (karena sakitnya)'. Maka Dia memanggilku, 'Satu kali tiupan adalah untuk sekali pandangan. Seandainya kamu berkali-kali memandang, pasti Aku akan menambah tiupan (api neraka)." Hal tersebut sebagai gambaran, bahwa hanya melihat amrad (anak muda belia yang kelihatan tampan) saja akan mengalami kesulitan yang sangat dalam di akhirat kelak.

Hubungan Intim
Jika rasa jatuh cinta ini berlanjut, yaitu menimbulkan langkah baru dan secara kebetulan pihak lawan jenis merespon dan menerima hubungan ini, terjadilah hubungan yang lebih jauh dan lebih tinggi levelnya, yaitu hubungan intim. Hubungan ini sudah tidak menghiraukan lagi rambu-rambu yang ketat, apalagi aturan. Dalam hubungan ini pasangan muda-mudi sudah bisa merasakan sebagian dari apa yang dialami pasangan suami istri. Pelaku hubungan pada tingkatan ini sudah lepas kendali. Perasan libido seksual sudah sangat mendominasi. Dorongan seksual inilah yang menjadi biang keladi hitam kelamnya hubungan tingkat ini. Bersalaman dan saling bergandeng tangan agaknya sudah menjadi pemandangan umum di kehidupan masyarakat kita, bahkan saling berciuman sudah menjadi tren pergaulan intim muda-mudi zaman sekarang. Inilah hubungan muda-mudi yang sekarang ini kita kenal dengan istilah "pacaran".
Malam minggu adalah malam surga bagi pasangan muda-mudi yang menjalin hubungan pada tingkatan ini. Mereka telah memiliki istilah yang sudah terkenal: "apel". Sang kekasih datang ke rumah kekasihnya. Ada kalanya apel hanya dilaksanakan di rumah saja, ada kalanya berlanjut pergi ke suatu tempat yang tidak diketahui lingkungan yang dikenalnya. Dengan begitu, mereka bebas melakukan apa saja atas dasar saling menyukai.
Al-Hakim meriwayatkan, "Hati-hatilah kamu dari bicara-bicara dengan wanita, sebab tiada seorang laki-laki yang sendirian dengan wanita yang tidak ada mahramnya melainkan ingin berzina padanya”.
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia berduaan dalam tempat sepi dengan seorang wanita, sedang dia dengan wanita tersebut tidak memiliki hubungan keluarga (mahram), karena yang ketiga dari mereka adalah setan." (HR.Ahmad).
Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi SAW bersabda yang artinya, "Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita melainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya."
Ibnul Jauzi di dalam Dzamm ul-Hawa menyebutkan bahwa Abu Hurairah ra dan Ibn Abbas ra keduanya berkata, Rasulullah SAW berkhotbah, "Barang siapa yang memiliki kesempatan untuk menggauli seorang wanita atau budak wanita lantas dia melakukannya, maka Allah akan mengharamkan surga untuknya dan akan memasukkan dia ke dalam neraka. Barangsiapa yang memandang seorang wanita (yang tidak halal) baginya, maka Allah akan memenuhi kedua matanya dengan api dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam neraka. Barangsiapa yang berjabat tangan dengan seorang wanita (yang) haram (baginya) maka di hari kiamat dia akan datang dalam keadaan di belenggu tangannya di atas leher, kemudian diperintahkan untuk masuk ke dalam neraka. Dan barangsiapa yang bersenda gurau dengan seorang wanita, maka dia akan ditahan selama seribu tahun untuk setiap kata yang diucapkan di dunia. Sedangkan setiap wanita yang menuruti (kemauan) lelaki (yang) haram (untuknya), sehingga lelaki itu terus membarengi dirinya, mencium, bergaul, menggoda dan bersetubuh dengannya, maka wanita itu juga mendapatkan dosa seperti yang diterima oleh lelaki tersebut”.

Hubungan intim ini akan sampai pada puncaknya jika terjadi suatu hubungan sebagaimana layaknya yang dilakukan oleh suami istri.

Hubungan Suami-Istri
Agama Islam itu adalah agama yang tidak menentang fitrah manusia. Islam sangat sempurna di dalam memandang hal semacam ini. Manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki dorongan seks. Oleh karena itu, Islam menempatkan syariat pernikahan sebagai salah satu sunah nabi-Nya.
Hubungan sepasang kekasih mencapai puncak kedekatan setelah menjalin hubungan suami-istri. Dengan pernikahan, seseorang sesungguhnya telah dihalalkan untuk berbuat sesukanya terhadap istri/suaminya (dalam hal mencari kepuasan libido seksualnya : hubungan badan), asalkan saja tidak melanggar larangan yang telah diundangkan oleh syariat.
Kita tidak menyangkal bahwa di dalam kenyataan sekarang ini meskipun sepasang kekasih belum melangsungkan pernikahan, tetapi tidak jarang mereka melakukan hubungan sebagaimana layaknya hubungan suami-istri. Oleh karena itu, kita sering mendengar seorang pemudi hamil tanpa diketahui dengan jelas siapa yang menghamilinya. Bahkan, banyak orang yang melakukan aborsi (pengguguran kandungan) karena tidak sanggup menahan malu memomong bayi dari hasil perbuatan zina.
Jika suatu hubungan muda-mudi yang bukan mahram (belum menikah) sudah seperti hubungan suami istri, sudah tidak diragukan lagi bahwa hubungan ini sudah mencapai puncak kemaksiatan. Sampai hubungan pada tingkatan ini, yaitu perzinaan, banyak pihak yang dirugikan dan banyak hal telah hilang, yaitu ruginya lingkungan tempat mereka tinggal dan hilangnya harga diri dan agama bagi sepasang kekasih yang melakukan perzinaan. Selain itu, sistem nilai-nilai keagamaan di masyarakat juga ikut hancur.
Di dalam kitab Ibnu Majah diriwayatkan bahwa Ibnu Umar ra bertutur bahwa dirinya termasuk sepuluh orang sahabat Muhajirin yang duduk bersama Rasulullah SAW. Lalu, beliau mengarahkan wajahnya kepada kami dan bersabda, "Wahai segenap Muhajirin, ada lima hal yang membuat aku berlindung kepada Allah dan aku berharap kalian tidak mendapatkannya. Pertama, tidaklah perbuatan zina tampak pada suatu kaum sehingga mereka melakukan terang-terangan, melainkan mereka akan tertimpa bencana wabah dan penyakit yang tidak pernah ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka. Kedua, tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka akan tertimpa paceklik, masalah ekonomi, dan kedurjanaan penguasa. Ketiga, tidaklah suatu kaum menolak membayar zakat, melainkan mereka akan meng alami kemarau panjang. Sekiranya tidak karena binatang, niscaya mereka tidak akan diberi hujan. Keempat, tidaklah suatu kaum melakukan tipuan (ingkar janji), melainkan akan Allah utus kepada mereka musuh yang akan mengambil sebagian yang mereka miliki. Kelima, tidaklah para imam (pemimpin) mereka meninggalkan (tidak mengamalkan Al-Qur'an), melainkan akan Allah jadikan permusuhan antar mereka." (HR. Ibnu Majah dan Hakim).
"Semalam aku melihat dua orang yang datang kepadaku. Lantas mereka berdua mengajakku keluar. Maka aku berangkat bersama keduanya. Kemudian keduanya membawaku melihat lubang (dapur) yang sempit atapnya dan luas bagian bawahnya, menyala api, dan bila meluap apinya naik orang-orang yang di dalamnya sehingga hampir keluar. Jika api itu padam, mereka kembali ke dasar. Lantas aku berkata, 'Apa ini?' Kedua orang itu berkata, 'Mereka adalah orang-orang yang telah melakukan zina'." (Isi hadits tersebut kami ringkas redaksinya. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim). .
Atha' al-Khurasaniy berkata, "Sesungguhnya neraka Jahanam memiliki tujuh buah pintu. Yang paling menakutkan, paling panas dan paling busuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang melakukan perbuatan tersebut setelah mengetahui hukumnya." (Dzamm ul-Hawa, Ibnul Jauzi).
Dengan mengetahui dampak negatif yang sangat besar ini, kita akan menyadari dan meyakini bahwa apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW itu ternyata memang benar. Apabila seorang pemuda sudah siap untuk menikah, segerakanlah menikah. Hal ini sangat baik untuk menghindari terjadinya perbutan maksiat. Tetapi, jika belum mampu untuk menikah, orang tersebut hendaknya berpuasa. Karena, puasa itu di antaranya dapat menahan hawa nafsu.

"Wahai segenap pemuda, barang siapa yang mampu memikul beban keluarga hendaklah menikah. Sesungguhnya pernikahan itu lebih dapat meredam gejolak mata dan nafsu seksual, tetapi barang siapa belum mampu, hendaklah dia berp uasa, karena puasa itu benteng (penjagaan) baginya." (HR. Bukhari).

Cinta
Beberapa pengertian Cinta:
1. Cinta=perasaan sekaligus akal sehat
Cinta memang soal rasa. Meski demikian, bukan berarti akal sehat ditaro di dengkul dong. Oya, karena cinta tuh sangat luas, maka penampakkannya juga ngikuti naluri yang dimiliki manusia. Misalnya aja nih, orang bisa cinta mati sama benda, juga bisa cinta sama Allah Swt, RasulNya, ortunya, kaum muslimin secara umum, dan juga sama lawan jenis. Cinta emang luas.
Betul banget, kita jatuh cinta dengan hati. Tapi agar tidak menimbulkan kekacauan di kemudian hari, kita diharapkan untuk juga menggunakan akal sehat. Bohong besar deh kalau kita bisa jatuh cinta dengan begitu saja tanpa bisa mengelak. Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh cinta dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standar, gagasan, dan ideal kelompok dari mana kita berasal.
Nol besar pula kalau kita merasa boleh berbuat apa saja saat jatuh cinta, dan tidak bisa dimintai pertanggungan jawab bila perbuatan-perbuatan impulsif alias memperturutkan kata hati itu berakibat buruk suatu ketika nanti. Kehilangan perspektif bukanlah pertanda kita jatuh cinta, melainkan sinyal kebodohan.
Jadi nih, akal sehat tetap kudu kita jadikan pertimbangan juga biar nggak nyelenong ngikutin perasaan aja.
2. Cinta membutuhkan proses
Setuju banget deh. Cinta emang butuh proses. Butuh waktu agar bisa tumbuh perasaan satu sama lain. Ini khususnya cinta dengan lawan jenis ya. Eh, kalo pun ada orang yang
love at first sight, tentunya bukan cinta namanya, tapi ketertarikan. Karena ketertarikan orang bisa dengan begitu mudah muncul manakala ada obyek yang memang menurutnya menyenangkan. Tapi cinta nggak begitu ternyata. “Cinta itu tumbuh, berkembang dan merupakan emosi yang kompleks,” kata Bowman, salah seorang pakar psikologi.
Sobat, untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. Jadi emang nggak mungkin kita mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal-usulnya dengan begitu aja. Cinta nggak pernah menyerang tiba-tiba, nggak juga jatuh dari langit. Cinta datang kalo udah saling kenal dan memahami pribadi masing-masing meski nggak terlalu detil. Jadi, minimal emang kenal dulu: siapa sih si dia itu?
Itu sebabnya, cinta insya Allah bisa aja tumbuh kalo kita terus ketemu dan saling komunikasi. Teman dekat yang saling mencintai, itu hanya bisa dicapai setelah kedua partner itu lama hidup bersama. Sehingga tahu kebiasaannya masing-masing, tahu makanan favoritnya, warna kesukannya, sampe tahu jadwal tidurnya, tahu tempat nongkrongnya, dan segala hal yang berkaitan dengannya.
Begitu pun kalo kita mencintai Islam, akan semakin lengket dan bahkan bangga dengan Islam ketika kita udah lama ‘berkenalan’ (baca: belajar) dengan Islam. Nggak mungkin tumbuh cinta kepada Islam kalo kitanya aja nggak berusaha mengenal lebih dalam tentang Islam dengan cara mempelajarinya. Setuju nggak?
So, kalo ada orang bisa jatuh cinta pada saat ketemuan pertama kali, sebenarnya bukan sedang jatuh cinta tuh, tapi sedang tertarik satu sama lain dengan ketertarikan yang amat sangat luar biasa. Hal ini perlu ditindaklanjuti, yakni dengan berusaha untuk mengenal lebih dekat dan lebih dekat lagi. But, kudu tahu rambu-rambu juga dong kalo urusannya dengan lawan jenis yang bukan mahram. Sebab, nggak bisa bebas sesuka kita tuh. Boleh kenalan lebih dalam, kalo niatnya emang untuk menikah degannya. Ssstt... kalo untuk pacaran? Hah? Hari gini masih pacaran? Nggak lha yauw!
3. Cinta itu konstruktif
Well, kita kayaknya kudu setuju nih kalo cinta itu emang konstruktrif. Eh, jangan-jangan ada teman kita (atau kita sendiri?) yang mendadak jadi kreatif, ngedadak jadi suka pake wangi-wangian biar nggak BB, ngedadak juga jadi senang baca novel cinta. Padahal, sebelum tertarik dengan salah seorang dari lawan jenis, mandi sekali sehari aja udah untung banget.
Seseorang yang mencintai bisa berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia bakalan berani berambisi, bermimpi konstruktif, dan merencanakan masa depan. Wuih, keren banget deh.
Eit, tapi tunggu dulu. Sebab, ada juga orang ketika jatuh cinta ternyata malah amburadul. Kok bisa sih? Hmm... orang model gini,  bukannya berpikir dan bertindak konstruktif, tapi dia malah kehilangan ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah sehari-hari. Doi cuma memikirkan kesengsaraan pribadi. Impiannya pun tak mungkin tercapai. Bahkan impian itu bisa menjadi pengganti kenyataan.
Kalo ada orang yang jatuh cinta tapi malah bikin lemah dan loyo kayak gini, berarti dia belum mampu memaknai cinta. Jangan-jangan lebih banyak ngelamunnya karena terjerat mimpi-mimpi indah kalo sampe mencintai lawan jenis yang dia idamkan itu. Padahal, yang namanya cinta nggak begitu kok. Cinta itu konstruktif. Bisa membangun segala daya cipta dan kreativitas kita.
4. Cinta tak melenyapkan semua masalah
Konon kabarnya, penganut faham romantik percaya banget bahwa cinta bisa mengatasi masalah. Seakan-akan cinta itu obat bagi segala penyakit. Kemiskinan dan banyak problem lain diyakini bisa diatasi dengan berbekal cinta belaka. Faktanya, cinta nggaklah seajaib itu. Cinta hanya bisa membuat sepasang kekasih (suami-istri) berani menghadapi masalah. Permasalahan seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar bisa dicarikan jalan keluar. Orang yang tengah mabuk kepayang berarti nggak benar-benar mencinta-cenderung membutakan mata saat tercegat masalah. Alih-alih bertindak dengan akal sehat, dia mengenyampingkan problem.

Maka, kalo misalnya kita mo nikah, selain cinta tentu kudu ada persiapan ilmu, mental, dan juga jaminan untuk nafkahnya, lho. Kalo modalnya cinta doang, harus dipertanyakan tuh, sebab menikah bukan cuma modal cinta. Kalo nggak punya beras, apa cukup dengan cinta? Nggak kan? Cinta tuh hanya akan memotivasi kita untuk mencari jalan keluar supaya bisa dapetin beras.
5. Cinta cenderung konstan
Ya, cinta itu bergerak konstan, sobat. Maka kita patut curiga bila grafik perasaan kita pada sesuatu atau kekasih (suami-istri or calon suami dan calon istri) yang kita cintai tuh turun-naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasa kekasih lebih hebat dibanding saat bersama, itu pertanda kita mengidealisasikannya, bukan melihatnya secara realistis.
Lantas saat kembali bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segala bayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih hebat saat kita berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang sama saat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita terkecoh oleh daya tarik fisik. Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan (baca: suami-istri), kita menyukainya dalam kadar sebanding.
Nah, begitupun kalo kita mencintai Allah Swt, RasulNya, dan juga Islam. Cinta kita bisa dibilang hebat kalo sinyalnya terus-menerus kuat. Nggak ada blank spot-nya. Di mana pun selalu ada sinyal kecintaan kita kepada Allah Swt., RasulNya, dan juga Islam. Cirinya apa? Contoh cinta kepada Allah Swt. Pas kita lagi seneng, tetap inget sama Allah Swt. Lagi sedih juga selalu inget sama Allah Swt. Kalo sebaliknya? Berarti cinta kita nggak konstan. Kalo nggak konstan berarti ada yang error. Jadinya bisa kena sindir Allah Ta’ala deh dalam firmanNya:
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang (menjadi kafir). Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS al-Hajj [22]: 11)
So, cinta tuh seharusnya memang konstan. Kalo turun-naik grafiknya perlu dipertanyakan. Yuk, kita muhasabah diri. Oke?
6. Cinta tak bertumpu pada daya tarik fisik
Dalam hubungan cinta dengan lawan jenis, daya tarik fisik bisa jadi penting. Tapi bahaya bila kita menyukai lawan jenis hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak faktor lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi setiap kontak fisik. Kontak fisik, ketahuilah sobat, itu hanya terasa menyenangkan bila kita dan pasangan (baca: suami-istri) saling menyukai pribadi masing-masing. Maka bukan cinta namanya, melainkan nafsu, bila kita menganggap kontak fisik hanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa. Dalam cinta, afeksi alias perasaan terwujud belakangan saat hubungan kian dalam antara sepasang suami-istri. Sedang nafsu menuntut pemuasan fisik sedari permulaan. Waspadalah buat yang masih senang pacaran. Sebab kontak fisik sering terjadi, sementara hal itu dinilai sebagai maksiat karena belum terikat tali pernikahan. Betul?
7. Cinta merhatiin kelanjutan hubungan
Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan perkembangan hubungan dengan kekasihnya (baca: suami-istri atau calon suami dan calon istri). Dia bakal menghindari segala hal yang mungkin aja ngerusak hubungan. Sebisa mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan, dan memajukan hubungan.
But, orang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusaha keras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar kekasih menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang mencinta akan menyenangkan pasangan (yakni suami atau istri dan juga calon suami or calon istri) untuk memperkuat hubungan. Sip deh!
8. Cinta berani melakukan hal menyakitkan
Selain berusaha menyenangkan kekasih (suami-istri atau calon suami dan calon istri), orang yang sungguh-sungguh mencinta memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian untuk melakukan hal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang berkata “tidak” saat anaknya minta es krim, padahal sedang flu.
Begitu juga ketika kita berani menegur sahabat kita saat dia melakukan maksiat, meski risikonya harus mendapat bencinya--dan itu menyakitkan, itulah cinta.
Semoga pengenalan beberapa hal tentang cinta ini bisa menjadi inspirasi kita untuk lebih bersih dalam mencintai, yakni taat aturan Allah Swt. Berbahagialah karena kita memiliki cinta.
Share:

SEKS PRA NIKAH REMAJA, TREND KAH?



PERILAKU seksual ialah perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri. Sedangkan perilaku seks pranikah merupakan perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu.

Perilaku seks pranikah ini memang kasat mata, namun ia tidak terjadi dengan sendirinya melainkan didorong atau dimotivasi oleh faktor-faktor internal yang tidak dapat diamati secara langsung (tidak kasat mata). Dengan demikian individu tersebut tergerak untuk melakukan perilaku seks pranikah.

Motivasi merupakan penggerak perilaku. Hubungan antar kedua konstruk ini cukup kompleks, antara lain dapat dilihat sebagai berikut : Motivasi yang sama dapat saja menggerakkan perilaku yang berbeda, demikian pula perilaku yang sama dapat saja diarahkan oleh motivasi yang berbeda.
Motivasi tertentu akan mendorong seseorang untuk melakukan perilaku tertentu pula. Pada seorang remaja, perilaku seks pranikah tersebut dapat dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta dengan didominasi oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap pasangannya, tanpa disertai komitmen yang jelas (menurut Sternberg hal ini dinamakan romantic love); atau karena pengaruh kelompok (konformitas), dimana remaja tersebut ingin menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah dianut oleh kelompoknya, dalam hal ini kelompoknya telah melakukan perilaku seks pranikah.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi seorang remaja melakukan seks pranikah karena ia didorong oleh rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui. Hal tersebut merupakan ciri-ciri remaja pada umumnya, mereka ingin mengetahui banyak hal yang hanya dapat dipuaskan serta diwujudkannya melalui pengalaman mereka sendiri, "Learning by doing".

Disinilah suatu masalah acap kali muncul dalam kehidupan remaja karena mereka ingin mencoba-coba segala hal, termasuk yang berhubungan dengan fungsi ketubuhannya yang juga melibatkan pasangannya. Namun dibalik itu semua, faktor internal yang paling mempengaruhi perilaku seksual remaja sehingga mengarah pada perilaku seksual pranikah pada remaja adalah berkembangnya organ seksual. Dikatakan bahwa gonads (kelenjar seks) yang tetap bekerja (seks primer) bukan saja berpengaruh pada penyempurnaan tubuh (khususnya yang berhubungan dengan ciri-ciri seks sekunder), melainkan juga berpengaruh jauh pada kehidupan psikis, moral, dan sosial.
Pada kehidupan psikis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis kelamin. Ketertarikkan antar lawan jenis ini kemudian berkembang ke pola kencan yang lebih serius serta memilih pasangan kencan dan romans yang akan ditetapkan sebagai teman hidup. Sedangkan pada kehidupan moral, seiringan dengan bekerjanya gonads, tak jarang timbul konflik dalam diri remaja. Masalah yang timbul yaitu akibat adanya dorongan seks dan pertimbangan moral sering kali bertentangan.

Bila dorongan seks terlalu besar sehingga menimbulkan konflik yang kuat, maka dorongan seks tersebut cenderung untuk dimenangkan dengan berbagai dalih sebagai pembenaran diri.

Pengaruh perkembangan organ seksual pada kehidupan sosial ialah remaja dapat memperoleh teman baru, mengadakan jalinan cinta dengan lawan jenisnya. Jalinan cinta ini tidak lagi menampakkan pemujaan secara berlebihan terhadap lawan jenis dan "cinta monyet" pun tidak tampak lagi. Mereka benar-benar terpaut hatinya pada seorang lawan jenis, sehingga terikat oleh tali cinta.

Perlu pula dijelaskan bahwa pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (gonads) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Selain itu, energi seksual atau libido/nafsu pun telah mengalami perintisan yang cukup panjang; Sigmund Freud mengatakan bahwa dorongan seksual yang diiringi oleh nafsu atau libido telah ada sejak terbentuknya Id. Namun dorongan seksual ini mengalami kematangan pada usia usia remaja. Karena itulah, dengan adanya pertumbuhan ini maka dibutuhkan penyaluran dalam bentuk perilaku seksual tertentu.

Cukup naïf bila kita tidak menyinggung faktor lingkungan, yang memiliki peran yang tidak kalah penting dengan faktor pendorong perilaku seksual pranikah lainnya. Faktor lingkungan ini bervariasi macamnya, ada teman sepermainan (peer-group), pengaruh media dan televisi, bahkan faktor orang tua sendiri.

Pada masa remaja, kedekatannya dengan peer-groupnya sangat tinggi karena selain ikatan peer-group menggantikan ikatan keluarga, mereka juga merupakan sumber afeksi, simpati, dan pengertian, saling berbagi pengalaman dan sebagai tempat remaja untuk mencapai otonomi dan independensi.

Maka tak heran bila remaja mempunyai kecenderungan untuk mengadopsi informasi yang diterima oleh teman-temannya, tanpa memiliki dasar informasi yang signifikan dari sumber yang lebih dapat dipercaya. Informasi dari teman-temannya tersebut, dalam hal ini sehubungan dengan perilaku seks pranikah, tak jarang menimbulkan rasa penasaran yang membentuk serangkaian pertanyaan dalam diri remaja. Untuk menjawab pertanyaan itu sekaligus membuktikan kebenaran informasi yang diterima, mereka cenderung melakukan dan mengalami perilaku seks pranikah itu sendiri.

Pengaruh media dan televisi pun sering kali diimitasi oleh remaja dalam perilakunya sehari-hari. Misalnya saja remaja yang menonton film remaja yang berkebudayaan barat, melalui observational learning, mereka melihat perilaku seks itu menyenangkan dan dapat diterima lingkungan. Hal ini pun diimitasi oleh mereka, terkadang tanpa memikirkan adanya perbedaan kebudayaan, nilai serta norma-norma dalam lingkungan masyakarat yang berbeda.

Perilaku yang tidak sesuai dengan tugas perkembangan remaja pada umumnya dapat dipengaruhi orang tua. Bilamana orang tua mampu memberikan pemahaman mengenai perilaku seks kepada anak-anaknya, maka anak-anaknya cenderung mengontrol perilaku seksnya itu sesuai dengan pemahaman yang diberikan orang tuanya.

Hal ini terjadi karena pada dasarnya pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orang tua sendiri, dan dapat pula diwujudkan melalui cara hidup orang tua dalam keluarga sebagai suami-istri yang bersatu dalam perkawinan.

Kesulitan yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orang tua kurang memadai menyebabkan sikap kurang terbuka dan cenderung tidak memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks anak. Akibatnya anak mendapatkan informasi seks yang tidak sehat. Seorang peneliti menyimpulkan hasil penelitiannya sebagai berikut: informasi seks yang tidak sehat atau tidak sesuai dengan perkembangan usia remaja ini mengakibatkan remaja terlibat dalam kasus-kasus berupa konflik-konflik dan gangguan mental, ide-ide yang salah dan ketakutan-ketakutan yang berhubungan dengan seks. Dalam hal ini, terciptanya konflik dan gangguan mental serta ide-ide yang salah dapat memungkinkan seorang remaja untuk melakukan perilaku seks pranikah.[rileks.com]

Perilaku seks pranikah ini memang kasat mata, namun ia tidak terjadi dengan sendirinya melainkan didorong atau dimotivasi oleh faktor-faktor internal yang tidak dapat diamati secara langsung (tidak kasat mata). Dengan demikian individu tersebut tergerak untuk melakukan perilaku seks pranikah.

Motivasi merupakan penggerak perilaku. Hubungan antar kedua konstruk ini cukup kompleks, antara lain dapat dilihat sebagai berikut : Motivasi yang sama dapat saja menggerakkan perilaku yang berbeda, demikian pula perilaku yang sama dapat saja diarahkan oleh motivasi yang berbeda. <BR
Motivasi tertentu akan mendorong seseorang untuk melakukan perilaku tertentu pula. Pada seorang remaja, perilaku seks pranikah tersebut dapat dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta dengan didominasi oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap pasangannya, tanpa disertai komitmen yang jelas (menurut Sternberg hal ini dinamakan romantic love); atau karena pengaruh kelompok (konformitas), dimana remaja tersebut ingin menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah dianut oleh kelompoknya, dalam hal ini kelompoknya telah melakukan perilaku seks pranikah.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi seorang remaja melakukan seks pranikah karena ia didorong oleh rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui. Hal tersebut merupakan ciri-ciri remaja pada umumnya, mereka ingin mengetahui banyak hal yang hanya dapat dipuaskan serta diwujudkannya melalui pengalaman mereka sendiri, "Learning by doing".

Disinilah suatu masalah acap kali muncul dalam kehidupan remaja karena mereka ingin mencoba-coba segala hal, termasuk yang berhubungan dengan fungsi ketubuhannya yang juga melibatkan pasangannya. Namun dibalik itu semua, faktor internal yang paling mempengaruhi perilaku seksual remaja sehingga mengarah pada perilaku seksual pranikah pada remaja adalah berkembangnya organ seksual. Dikatakan bahwa gonads (kelenjar seks) yang tetap bekerja (seks primer) bukan saja berpengaruh pada penyempurnaan tubuh (khususnya yang berhubungan dengan ciri-ciri seks sekunder), melainkan juga berpengaruh jauh pada kehidupan psikis, moral, dan sosial.
Pada kehidupan psikis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis kelamin. Ketertarikkan antar lawan jenis ini kemudian berkembang ke pola kencan yang lebih serius serta memilih pasangan kencan dan romans yang akan ditetapkan sebagai teman hidup. Sedangkan pada kehidupan moral, seiringan dengan bekerjanya gonads, tak jarang timbul konflik dalam diri remaja. Masalah yang timbul yaitu akibat adanya dorongan seks dan pertimbangan moral sering kali bertentangan.

Bila dorongan seks terlalu besar sehingga menimbulkan konflik yang kuat, maka dorongan seks tersebut cenderung untuk dimenangkan dengan berbagai dalih sebagai pembenaran diri.

Pengaruh perkembangan organ seksual pada kehidupan sosial ialah remaja dapat memperoleh teman baru, mengadakan jalinan cinta dengan lawan jenisnya. Jalinan cinta ini tidak lagi menampakkan pemujaan secara berlebihan terhadap lawan jenis dan "cinta monyet" pun tidak tampak lagi. Mereka benar-benar terpaut hatinya pada seorang lawan jenis, sehingga terikat oleh tali cinta.

Perlu pula dijelaskan bahwa pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (gonads) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Selain itu, energi seksual atau libido/nafsu pun telah mengalami perintisan yang cukup panjang; Sigmund Freud mengatakan bahwa dorongan seksual yang diiringi oleh nafsu atau libido telah ada sejak terbentuknya Id. Namun dorongan seksual ini mengalami kematangan pada usia usia remaja. Karena itulah, dengan adanya pertumbuhan ini maka dibutuhkan penyaluran dalam bentuk perilaku seksual tertentu.

Cukup naïf bila kita tidak menyinggung faktor lingkungan, yang memiliki peran yang tidak kalah penting dengan faktor pendorong perilaku seksual pranikah lainnya. Faktor lingkungan ini bervariasi macamnya, ada teman sepermainan (peer-group), pengaruh media dan televisi, bahkan faktor orang tua sendiri.

Pada masa remaja, kedekatannya dengan peer-groupnya sangat tinggi karena selain ikatan peer-group menggantikan ikatan keluarga, mereka juga merupakan sumber afeksi, simpati, dan pengertian, saling berbagi pengalaman dan sebagai tempat remaja untuk mencapai otonomi dan independensi.

Maka tak heran bila remaja mempunyai kecenderungan untuk mengadopsi informasi yang diterima oleh teman-temannya, tanpa memiliki dasar informasi yang signifikan dari sumber yang lebih dapat dipercaya. Informasi dari teman-temannya tersebut, dalam hal ini sehubungan dengan perilaku seks pranikah, tak jarang menimbulkan rasa penasaran yang membentuk serangkaian pertanyaan dalam diri remaja. Untuk menjawab pertanyaan itu sekaligus membuktikan kebenaran informasi yang diterima, mereka cenderung melakukan dan mengalami perilaku seks pranikah itu sendiri.

Pengaruh media dan televisi pun sering kali diimitasi oleh remaja dalam perilakunya sehari-hari. Misalnya saja remaja yang menonton film remaja yang berkebudayaan barat, melalui observational learning, mereka melihat perilaku seks itu menyenangkan dan dapat diterima lingkungan. Hal ini pun diimitasi oleh mereka, terkadang tanpa memikirkan adanya perbedaan kebudayaan, nilai serta norma-norma dalam lingkungan masyakarat yang berbeda.

Perilaku yang tidak sesuai dengan tugas perkembangan remaja pada umumnya dapat dipengaruhi orang tua. Bilamana orang tua mampu memberikan pemahaman mengenai perilaku seks kepada anak-anaknya, maka anak-anaknya cenderung mengontrol perilaku seksnya itu sesuai dengan pemahaman yang diberikan orang tuanya.

Hal ini terjadi karena pada dasarnya pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orang tua sendiri, dan dapat pula diwujudkan melalui cara hidup orang tua dalam keluarga sebagai suami-istri yang bersatu dalam perkawinan.

Kesulitan yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orang tua kurang memadai menyebabkan sikap kurang terbuka dan cenderung tidak memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks anak. Akibatnya anak mendapatkan informasi seks yang tidak sehat. Seorang peneliti menyimpulkan hasil penelitiannya sebagai berikut: informasi seks yang tidak sehat atau tidak sesuai dengan perkembangan usia remaja ini mengakibatkan remaja terlibat dalam kasus-kasus berupa konflik-konflik dan gangguan mental, ide-ide yang salah dan ketakutan-ketakutan yang berhubungan dengan seks. Dalam hal ini, terciptanya konflik dan gangguan mental serta ide-ide yang salah dapat memungkinkan seorang remaja untuk melakukan perilaku seks pranikah.

Share:

PERILAKU ABNORMAL

APAKAH PERILAKU ABNORMAL ITU?

Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan suatu perilaku abnormal, antara lain:

1.   Statistical infrequency
Perspektif ini menggunakan pengukuran statistik dimana semua variabel yang yang akan diukur didistribusikan ke dalam suatu kurva normal atau kurva dengan bentuk lonceng. Kebanyakan orang akan berada pada bagian tengah kurva, sebaliknya abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di kedua ujung kurva. 
Digunakan dalam bidang medis atau psikologis. Misalnya mengukur tekanan darah, tinggi badan, intelegensi, ketrampilan membaca, dsb.

Namun, kita jarang menggunakan istilah abnormal untuk salah satu kutub (sebelah kanan). Misalnya orang yang mempunyai IQ 150, tidak disebut sebagai abnormal tapi jenius.
Tidak selamanya yang jarang terjadi adalah abnormal. Misalnya seorang atlet yang mempunyai kemampuan luar biasa tidak dikatakan abnormal. Untuk itu dibutuhkan informasi lain sehingga dapat ditentukan apakah perilaku itu normal atau abnormal.

2.   Unexpectedness
Biasanya perilaku abnormal merupakan suatu bentuk respon yang tidak diharapkan terjadi. Contohnya seseorang tiba-tiba menjadi cemas (misalnya ditunjukkan dengan berkeringat dan gemetar) ketika berada di tengah-tengah suasana keluarganya yang berbahagia. Atau seseorang mengkhawatirkan kondisi keuangan keluarganya, padahal ekonomi keluarganya saat itu sedang meningkat. Respon yang ditunjukkan adalah tidak diharapkan terjadi.

3.   Violation of norms
Perilaku abnormal ditentukan dengan mempertimbangkan konteks sosial dimana perilaku tersebut terjadi.
Jika perilaku sesuai dengan norma masyarakat, berarti normal. Sebaliknya jika bertentangan dengan norma yang berlaku, berarti abnormal.

Kriteria ini  mengakibatkan definisi abnormal bersifat relatif tergantung pada norma masyarakat dan budaya pada saat itu. Misalnya di Amerika pada tahun 1970-an, homoseksual merupakan perilaku abnormal, tapi sekarang homoseksual tidak lagi dianggap abnormal.

Walaupun kriteria ini dapat membantu untuk mengklarifikasi relativitas definisi abnormal sesuai sejarah dan budaya tapi kriteria ini tidak cukup untuk mendefinisikan abnormalitas. Misalnya pelacuran dan perampokan yang jelas melanggar norma masyarakat tidak dijadikan salah satu kajian dalam psikologi abnormal.

4.   Personal distress
Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu.
Tidak semua gangguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya psikopat yang mengancam atau melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau kecemasan.

Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan merupakan abnormal. Misalnya seseorang yang sakit karena disuntik.
Kriteria ini bersifat subjektif karena susah untuk menentukan setandar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum.

5.   Disability
Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang dideritanya. Misalnya para pemakai narkoba dianggap abnormal karena pemakaian narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi akademik, sosial atau pekerjaan.

Tidak begitu jelas juga apakah seseorang yang abnormal juga mengalami disability. Misalnya seseorang yang mempunyai gangguan seksual voyeurisme (mendapatkan kepuasan seksual dengan cara mengintip orang lain telanjang atau sedang melakukan hubungan seksual), tidak jelas juga apakah ia mengalami disability dalam masalah seksual.

Dari semua kriteria di atas menunjukkan bahwa perilaku abnormal sulit untuk didefinisikan. Tidak ada satupun kriteria yang secara sempurna dapat membedakan abnormal dari perilaku normal. Tapi sekurang-kurangnya kriteria tersebut berusaha untuk dapat menentukan definisi perilaku abnormal. Dan adanya kriteria pertimbangan sosial menjelaskan bahwa abnormalitas adalah sesuatu yang bersifat relatif dan dipengaruhi oleh budaya serta waktu.

SEJARAH PSIKOPATOLOGI

Psikopatologi adalah suatu ilmu yang mempelajari proses dan perkembangan gangguan mental

Demonology Awal

Demonology merupakan suatu doktrin yang menyebutkan bahwa perilaku abnormal seseorang disebabkan oleh pengaruh roh jahat atau kekuatan setan. Masyarakat saat itu meyakini bahwa kekuatan roh atau setan dapat merasuk ke dalam tubuh seseorang dan mengontrol pikiran serta tubuh orang tersebut.

Demonology ditemukan dalam budaya Cina, Mesir dan Yunani.
Para pemuka agama pada masa itu melakukan suatu upacara untuk mengeluarkan pengaruh roh jahat dari tubuh seseorang. Mereka menggunakan nyanyian mantra atau siksaan terhadap objek tertentu, bisa binatang atau manusia. Metode tersebut dinamakan exorcism.

Penjelasan fisiologis awal terhadap gangguan mental pada masa Roma dan Yunani Kuno.
Abad 5 SM, Hippocrates (Bapak Kedokteran; penemu ilmu medis modern) memisahkan ilmu medis dari agama, magic dan takhyul. Ia menolak keyakinan yang berkembang pada masa Yunani itu bahwa Tuhan (dewa) mengirimkan penyakit fisik dan gangguan mental sebagai bentuk hukuman.

Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya otak dalam mempengaruhi pikiran, perilaku dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah pusat kesadaran, pusat intelektual dan emosi. Sehingga jika cara berpikir dan perilaku seseorang menyimpang atau terganggu berarti ada suatu masalah pada otaknya (otaknya terganggu).

Hippocrates merupakan pelopor somatogenesis – suatu ide yang menyebutkan bahwa kondisi soma (tubuh) mempengaruhi pikiran dan perilaku individu. Jika soma (tubuh) seseorang terganggu, maka pikiran dan perilakunya juga akan terganggu. Kebalikannya, yaitu psychogenesis – suatu keyakinan bahwa segala sesuatu tergantung kepada kondisi psikis individu.

Hippocrates mengklasifikasikan gangguan mental ke dalam tiga kategori yaitu mania, melancholia dan phrentis (demam otak).  Ia yang lebih percaya pada hal-hal yang bersifat natural daripada supranatural percaya bahwa suatu pola hidup tertentu akan mempengaruhi kesehatan otak dan tubuh.

Selain Hippocrates, ada juga dokter dari Roma yang mencoba memberikan penjelasan naturalistik tentang gangguan psikotik. Mereka adalah Asclepiades dan Galen. Disamping itu, keduanya mendukung perlakuan yang lebih manusiawi dan perawatan di rumah sakit bagi para penderita gangguan mental.

Jaman Kegelapan (The Dark Ages)dan kembalinya demonology

Kematian Galen (130 – 200 M), sebagai dokter terakhir pada masa klasik Yunani menandai dimulainya Jaman Kegelapan bagi dunia medis dan bagi perawatan serta studi tentang perilaku abnormal. Setelah runtuhnya Roma dan Yunani, peradaban manusia mengalami kemunduran.

Pada Jaman Pertengahan dan Renaissance (400 – 1500 M), kalangan gereja dan Kristen meluaskan pengaruhnya melalui dunia pendidikan dan misionaris agama menggantikan budaya klasik kala itu. Termasuk dalam hal menangani penderita gangguan mental. Saat itu gangguan mental kembali dihubungkan dengan pengaruh spiritual dan supranatural.

Para pastur menangani penderita gangguan mental dengan berdoa atau menyentuhnya dengan menggunakan benda-benda yang dianggap keramat atau juga memberinya ramuan yang harus diminum pada saat fase bulan mulai mengecil. Sedangkan keluarga penderita percaya dan membawanya ke pastur karena takut dan mempunyai takhyul bahwa penderita terkena pengaruh setan.

Penderita gangguan mental dianggap sebagai tukang sihir. Mereka dianggap bersekutu dengan setan dan menentang Tuhan.

Tahun 1484, Pope Innocent VIII meminta kepada para pendeta di Eropa untuk mencari para tukang sihir. Kemudian dua tahun kemudian setelah dia mengirim dua pendeta ke Jerman, akhirnya dikeluarkan buku petunjuk yang diberi nama Malleus Maleficarum untuk melakukan perburuan tukang sihir (witch hunts).

Buku ini berisi tentang berbagai tanda untuk mendeteksi tukang sihir seperti bercak merah atau daerah rawan pada kulit tukang sihir. Bercak tersebut menurut buku panduan itu, diduga  dibuat oleh setan dengan cakarnya sebagai tanda perjanjian antara tukang sihir itu dengan setan.

Para tukang sihir yang tertangkap dan tidak mengaku akan disiksa dan dipenjara seumur hidup bahkan sampai menjalani eksekusi mati.

Witch hunting mulai mereda pada abad 17 dan 18. Di Spanyol pada tahun 1610, berbagai tuduhan terhadap tukang sihir yang ditangkap dinyatakan batal. Tuduhan tersebut harus disertai dengan bukti-bukti yang independen, tidak dibenarkan adanya penyiksaan serta barang-barang milik tukang sihir tersebut tidak akan disita.

Di Swedia, pada tahun 1649, Queen Christina memerintahkan untuk membebaskan semua tukang sihir kecuali mereka yang benar-benar terbukti melakukan pembunuhan.

Di Perancis, tahun 1682, Raja Louis XIV mengeluarkan dekrit tentang pembebasan tukang sihir.
Eksekusi terakhir terhadap tukang sihir dilakukan di Swiss pada tahun 1782.

Sampai akhir Jaman Pertengahan, semua penderita gangguan mental dianggap sebagai tukang sihir. Dalam pengakuannya beberapa dari mereka mengaku mempunyai hubungan dengan setan, melakukan hubungan seksual dan sering berkumpul dengan kelompok roh atau setan. Hal itu dalam pandangan abnormal diinterpretasi mungkin para tukang sihir tersebut mengalami halusinasi atau delusi dan beberapa dari mereka didiagnosis mempunyai gangguan psikosis.

Pembangunan Asylums selama Renaissance (Jaman Pencerahan)

Pada abad 15 dan 16, di Eropa mulai dilakukan pemisahan dengan serius antara penderita gangguan mental dari kehidupan sosialnya. Disana dibangun suatu tempat penampungan yang disebut Asylums. Di asylums itu ditampung dan dirawat penderita gangguan mental dan para gelandangan. Mereka dibiarkan untuk tetap bekerja dan tidak diberi suatu aturan hidup yang jelas.

Tahun 1547, Henry VIII membangun London’s Hospital of St. Mary of Bethlehem (kemudian terkenal dengan nama Bedlam), sebagai rumah sakit pasien gangguan mental. Kondisi di Bedlam saat itu cukup menyedihkan dimana disana suasananya sangat bising dan membingungkan serta kemudian Bedlam berkembang menjadi hiburan masyarakat untuk mencela dan menonton tingkah laku orang sakit jiwa tersebut. Bedlam sendiri kemudian menyediakan tiket untuk dijual kepada masyarakat.

Gerakan Reformasi : the insane as sick

Konsep baru tentang gangguan dan penyakit mental muncul dalam Revolusi Amerika dan Perancis sebagai bagian dari proses pencerahan (renaisans) bidang rasionalisme, humanisme dan demokrasi politik. Orang gila (insane) kemudian dianggap sebagai orang sakit.

Tokoh di Eropa kemudian ikut menyuarakan hal itu. Misalnya Chiarugi di Italia dan Muller di Jerman menyuarakan tentang treatment rumah sakit yang lebih humanis. Tetapi perwujudan konsep baru dalam bidang ini dipelopori oleh Phillipe Pinel (1745 – 1826).

Pinel kemudian memulai pekerjaannya dari asylums di Paris yang bernama La Bicetre. Pinel merupakan figur yang mempelopori gerakan treatment yang lebih humanis (manusiawi) terhadap penderita gangguan mental. Ia membebaskan pasien di La Bicetre dari ikatan rantai dan pasung kemudian memperlakukannya sebagai seorang yang sakit dan tidak diperlakukan seperti seekor hewan sebagaimana dilakukan di La Bicetre.

Beberapa pasien yang awalnya tidak terawat kemudian dapat terlihat lebih tenang. Mereka juga bebas berjalan-jalan di rumah sakit tanpa ada kecenderungan untuk menyakiti orang lain. Selain itu, di ruangan mereka di bawah tanah, dipasang penerangan dan sistem peredaran udara (ventilasi). Setelah beberapa tahun menjalani perawatan yang lebih manusiawi, beberapa pasien dapat pulih kembali dan keluar dari La Bicetre.

Pinel berpendapat bahwa rumah sakit seharusnya merupakan tempat untuk treatment bukan untuk mengurung. Menurutnya, pasien gangguan mental pada dasarnya adalah orang normal yang selayaknya didekati dengan perasaan iba, memahami mereka serta diperlakukan sesuai dengan martabatnya sebagai individu. Pinel juga menentang adanya   hukuman dan pengusiran bagi para penderita gangguan mental. Pinel kemudian juga mengajukan studi ilmiah dan kategorisasi penyakit mental, melakukan pencatatan kasus, riwayat hidup dan studi terhadap metode treatment. Ia kemudian menyebutkan bahwa beberapa kondisi psikosis mungkin merupakan faktor psikogenesis.

Semangat Pinel diteruskan oleh British Quakers yang membangun ‘asylums for the insane’ yang pada waktu itu berkonotasi sebagai tempat pengungsian dan tempat istirahat.  Pada awal abad 19, rumah sakit di Amerika dan Inggris menekankan ‘moral treatment’ untuk memulihkan kesehatan mental melalui inspirasi spiritual, studi dan perhatian yang penuh kebajikan (benevolent care).

Pertengahan abad 20, perhatian diarahkan dalam pengembangan ‘therapeutic millieus’ dan merubah rumah sakit dari custodial (model tahanan) menjadi therapeutic agency. Tetapi terjadi kemunduran dalam masalah perawatan dalam rumah sakit pada keadaan dehumanisasi seperti yang ditentang Pinel. Kondisi yang buruk tersebut diungkap oleh Dorothy Dix dan Clifford Beers pada awal abad 20 dan oleh Deutcsh (1949) yang menunjukkan bagaimana masyarakat menolak orang sakit jiwa dan memperlakukan orang sakit jiwa secara tidak layak. Pada berbagai rumah sakit pemerintah, ‘Bedlam’ terus hidup hingga sekarang. Demikian pandangan masyarakat yang walaupun secara eksplisit mengatakan ‘insane as sick’ tapi seringkali perlakuan yang ditampakkan justru menunjukkan ‘insane as subhuman / possessed (kesurupan)’.

Pendekatan Medis pada Gangguan Mental

Sejak 2 abad terakhir, konsep gangguan mental sebagai penyakit yang disebabkan oleh faktor natural dan dapat dijelaskan secara ilmiah merupakan pandangan yang cukup dominan.

Para dokter berusaha menjelaskan bentuk dan jenis penyakit mental, menemukan penyebabnya, ciri-cirinya dan mengembangkan metode treatment yang tepat.

Anggapan dokter adalah bahwa setiap terjadi perilaku yang patologis merupakan penyakit susunan saraf. Penelitian dalam hal ini sudah banyak dilakukan.

Tradisi psikiatri medis paling terwakili oleh Emil Kraepelin (1855 – 1926). Ia mencoba mendaftar gejala-gejala yang tampak dari disfungsi mental, kemudian mengklasifikasikan pasien berdasarkan pola simtom dan mengidentifikasi serta mengklasifikasikan penyakit mental.

Kraepelin melabel 2 penyakit mental parah yang paling umum yakni dementia praecox (sekarang lebih dikenal dengan sebutan skizofrenia, dari istilah Eugen Bleuler) dan manic-depressive psychosis.

Pendekatan Psikologis pada Gangguan Mental

Psikopatologi tidak hanya mengetengahkan konsep penyakit psychological functioning, tapi juga mengetengahkan bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor psikologis.

Orientasi psikogenik muncul pada studi tentang histeria, yaitu suatu kondisi neurotis yang sering ditandai dengan gejala fisik seperti, mati rasa, kebutaan dan juga gejala behavioral seperti kehilangan memori, kepribadian atau kondisi emosi yang tidak menentu. Pada abad 18 dan 19, di Eropa banyak dijumpai subjek yang mengalami simtom histeria tersebut.
Untuk menjelaskan terjadinya histeria tersebut, muncul beberapa pandangan yang berorientasi psikogenik.     Salah satunya adalah dokter Austria, Franz Anton Mesmer (1734 – 1815).

Studi tentang histeria ini menggunakan metode hipnotis. Di bawah kondisi hipnotis, pasien dengan histeria dapat memunculkan kembali simtom histeria yang biasanya muncul. Hipnotis kemudian menjadi suatu metode yang penting dalam treatment psikologis, terutama psikoanalisa yang biasa menggunakan asosiasi bebas dan interpretasi mimpi untuk mengeksplorasi alam bawah sadar.

Selain hipnotis, metode lain yang digunakan untuk melakukan terapi pada gangguan mental adalah katarsis yang dikenalkan oleh Josef Breuer dan kemudian dikembangkan oleh Sigmund Freud.

Katarsis adalah suatu metode terapeutik dimana pasien diminta untuk mengingat kembali dan melepaskan emosi yang tidak menyenangkan, mengalami kembali ketegangan dan ketidakbahagiaannya dengan tujuan untuk melepaskan dari penderitaan emosional.

Mesmer, Charcot, Breuer dan Freud mengembangkan metode hipnotis dan katarsis. Hal itu menunjukkan adanya orientasi psikogenik terhadap gangguan mental.

Share:

Hipnotis Marketting Dalam Dunia Bisnis, Pendidikan & Politik

Pernahkah anda tanpa sadar terhipnotis? Belum? Jangan salah, anda bisa terhipnotis tanpa melalui gendam, cablek atau sejenisnya. Ya..anda bisa terhipnotis dalam aktivitas harian berikut:

1. Melamun
2. Menjelang tidur
3. Nonton TV/Film
4. Baca buku
5. Meditasi
6. Nonton bola
7. Main game
8. Dalam Suatu Seminar
9. Pada saat belajar di kelas
10. Pada Suatu Rapat/pertemuan
11.Pada saat anda shoping
12.Pada saat anda berekreasi
13.Mendengarkan Musik atau Talk Show

Pada ke-13 hal di atas, frekuensi otak kita turun menjadi tingkat alpha (8 - 12 Hz). Ciri-cirinya, subyek kurang respon terhadap pengaruh dari luar dan pikirannya larut. Semakin asyik subyek terhadap obyeknya, maka semakin "lengket" pikirannya ke dalam kondisi terhipnosis dan siap untuk diprogram.

Saat orang berada di level alpha, relatif mudah diprogram bawah sadarnya untuk melakukan sesuatu. Side effect lainnya, timbul keinginan yang tidak direncanakan untuk membeli suatu produk,termotivasi untuk mengetahui lebih dalam dan menfigurkan seseorang dengan teknik-teknik hipnotis marketing tersebut. Jadi, anda "diarahkan" untuk memilih/membeli merek tertentu,mencari informasi tertentu, dan memilih figur tertentu.yang pada intinya adlah mengikuti kemauan dari sang penghipnotis.
Sang penghipnotis mampu melakukan perubahan perilaku Anda melalui pembangunan persepsi dan pembentukan mindset, yang akan Anda yakini sebagai sebuah Value, Kredo bahkan Kepercayaan.

Inti dari hipnotis marketing adalah menstimulasi konsumen melalui konsep diri yang dibangung berdasarkan kerangka hirarki kebutuhan dari Maslow,kemudian lifestyle mereka dan pengaruh lingkungan yang mampu membentuk persepsi mereka.

Dalam seni bela aikido, memukul secara langsung adalah cara terakhir untuk menjatuhkan lawan. Aikido mengajarkan bahwa untuk melumpuhkan lawan, anda tidak perlu memukul dan menyerang secara terus menerus. Anda cukup mengikuti gerakan lawan, kemudian menjatuhkanya dengan bantuan tenaga lawan, cukup satu gerakan lawanpun sudah terjungkal.

Pada Hipnotis marketing banyak menggunakan tehnik empati untuk bisa mendorong konsumen untuk melakukan apa yang anda inginkan ( membeli produk anda ). Coba perhatikan, anda tidak perlu merayu dengan ribuan kata kata sihir, anda cukup mengetahui apa yang konsumen inginkan, kemudian perlahan lahan giring mereka.
Anda harus ingat, konsumen tidak pernah peduli apa yang anda inginkan, tetapi mereka akan fokus untuk memikirkan apa keuntungan yang akan mereka dapat.

Dalam setiap pertemuan dengan konsumen  hanya menghabiskan 10 sampai 15 menit untuk menceritakan produknya kepada calon pembeli, sisanya ia gunakan untuk menfokuskan pada kemauan pembeli, lifestyle pembeli,kehidupan sosial pembeli,dalam satu jam pertemuan,  Gunakan 50 menit untuk memberikan empati,dan gunakan 10 menit sisanya untuk menjual.

Share:

Untuk Dikenang





Mahasiswa STAI Darul Ulum Kdg, S1 PAI Khusus



NO. NIM NAMA
1 2011121318 ABDALUDDIN
2 2011121320 AHMAD SARDINI
3 2011121321 AHMAD SUHAIB
4 2011121322 AHMAT MULYADI
5 2011121323 AINUN JARIAH
6 2011121324 ANI MULYATI
7 2011121328 BAHRUL HAYYUN
8 2011121330 BARKAN BAIHAKI
9 2011121333 DEWI MULIYANI
10 2011121334 FATAHILLAH ABYADI
11 2011121335 FATIMAH
12 2011121337 H. RAHMADI
13 2011121338 HALIFATUR RAHMAH
14 2011121339 HALIMAH
15 2011121340 HASTUTI ARIYANTI
16 2011121341 HERLINA FAUZIAH
17 2011121342 HJ. SITI ZUBAIDAH
18 2011121343 HUMAIDI
19 2011121345 JARIAH
20 2011121346 JUMIATI
21 2011121347 JURIATUN THAIBAH
22 2011121348 KHAIRIL ANWAR
23 2011121349 LINA SARI
24 2011121350 M. MUZAKIR
25 2011121351 M.MAHLI
26 2011121352 MAHMUDAH
27 2011121354 MARIANI
28 2011121355 MARYANI
29 2011121356 MAWADDAH
30 2011121357 MUHAMMAD FAESAL
31 2011121358 MUHAMMAD ILMI
32 2011121361 NOR ARIFIN
33 2011121363 NOR ZAINAB
34 2011121365 NORDINAH
35 2011121369 NURANI
36 2011121371 NURUL IKHLAS
37 2011121373 RABIATUL ADAWIAH
38 2011121377 RAHMIYATI AZIZAH
39 2011121382 RIZKY AMALIA
40 2011121383 ROHAMA
41 2011121386 SANWARI HIDAYAT
42 2011121387 SARWANI
43 2011121388 SITI MARYAM
44 2011121389 SITI SAPIAH
45 2011121390 SRI HERLINAWATI
46 2011121391 SUBLI
47 2011121392 SUHAIF SHIDDIQ
48 2011121395 SYAHFUR WIRAWAN
Share:
BARU!!! ---> DISTRIBUTOR PULSA TERMURAH DAN TRANSAKSI TERPOPULER VIA SOSMED portalpulsa, Transaksi via App Android, Facebook, Telegram, LINE, GTalk, Hangouts, Twitter, Sms, Email, Jabber / XMPP, dan Member Area

TOPIK TERPOPULER

Wisata Kerbau Rawa Kalang Hadangan

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

TAUTAN BERITA

HALAMAN FACEBOOK

pulsagram,